Senin, 20 Januari 2020

Story Of My Life: Satu satu saudara-saudara dekat Emak meninggal SIRAT BUYUNG FADEL di BINTUHAN , lalu NDA KAK CIK ROHANA BINTI DATUK HAJI MATTHAIB di BENGKULU karna sakit.......

Kalau aku nggak salah beberapa bulan nan lalu mendengar kabar kalau Wan Haji Sirat Bin Dt. Buyung Fadil menghembuskan nafas terakhirnya karna gagal jantung dan penyakit gula yang menggeerogoti tubuh tingginya  di Bintuhan City- Kaur Selatan- Kota Bintuhan-Bengkulu-Sumatera Selatan, namun sebelumnya sewaktu aqu pulang Lebaran tahun 2015 aku sempat bertemu beliau persis didepan Mesjid Syuhada, wakaf Nenek Hajjah Madiyah Binti Datuk Yahya, Wan Haji Sirat terkejut memandangku, kalau bahasa Bintuhannya terperanjat  karna sempat kulihat tangannya yang sedang bersalaman denganku sedikit bergetar, seolah tidak percaya. Aku juga segera teringat yang mana Nenek dan Emak sering sekali membicarakan sosok beliau yang terkenal banyak duit ini beliau  namun bisa jaga amanah namun juga agak sedikit kikir (tentang hartanya).
"Ini benar kangau, Atun anak Ngah Zatiyah.....ATUN"
"Awu Wan...Aku nihan Atun ,cucung Nenek Madiyah Datuk Mahmud Suka Bandung.', Aku sedikit agak terkenal dan bangga jadi bagian dari orang-orang terkemuka terkenal tersebut, Alhamdulillah nenek, emak, peradean kedua orangtuaku, Abahku  di Desa Muara Tetap semua- semuanya terkenal dan agak mampu serta amanah, (Nenek-Datuk daripada kedua orangtuaku).
"aiiiii.....kangau empaini masih renik sewaktu Wan tiba di jakarta cari Abahmu, siape-siape adik-adikmu Tun, Eti, Dewi, Uwa dak...maaf adek2 yg lain belum disebutin jangan kecil hati awu, spt Noprijal Dermawan, Lenny Oktavia, Sri Apriyanti, maaf awu ayine Wodang pilih-pilih dalam menulis kisah ini bahkan inilah kenyataannya.
"Wan (Sirat ) ni sakit , kata Wan Sirat meraba dadanya, bayak benur, tapi Wan ni lah tuhe reradulah lah berobat kemane2 Tun Wan lah payahhh, malah main kerumah.", (maksudnya ayo mampir kerumah).

"Tapi Atun nggak tau rumahmu Wan." kata aku
"Ini naaa damping biyeee....pagar kuning ini naaa, malah manjau aku." Dia bertanya soal anak-anakku lah berape, yang sudah kawin, lah berape yang masih skul, hehehehehe.
Itu pertemuan pertama dan terahir selebihnya melalui SMS , bercerita soal kesehatan beliau, usaha-usaha beliau, anak-anak beliau yang sudah pada jadi orang, dan sedikit tentang Nenek Madiyah Bt Datuk Yahya dan Emak Zatiyah Bt Datuk Mahmud, juga  ada cerita tentang Abah  Haji M.Thamrin Bin Datuk Saleh). Iya aku ingat sewaktu membuat atap rumah Bandar Lama (rumah orangtua)  sempat mengirim SMS soal pemesanan bahan-bahan bangunan mengingat Wah Haji Sirat juga memiliki bisnis bahan bangunan plus kayu-kayu yang helau (bagus) dan aku ingin membeli kayu partai lumayan besar. Apa kata beliau ?, Oh kalu soal kayu aku de ahlinye, langsung saja dengan Iskandar laki Meydi Efrianti Zainul Arifin, adek sepupu aku. Jadi aku menurat saja.

Hari ini juga begitu,Jum'at tanggal 4 Nopember 2016 datang kabar dari adik sepupu aqu Jessika Indah anak dari Pamanku Ridwan Bin Mahmud (Alm) Perumdam-Bengkulu, dan Group WA adik-adik kandungku yang di Jakarta mengabarkan bahwa Nda Rohana Bt Datuk Haji Murni Mathaib, Kakak Sepupu Emak Zatiyah telah meninggal dunia kemarin Jum'at tanggal 4 Nopember 2016 di daerah Anggut Kecamatan Anggut Kota Bengkulu karna sakit gula berkepanjangan dan sakit karna sudah usia  Semoga Segala amal ibadah Nda kami diterima oleh Allah SWT dan untuk saudara-saudaraku Dang Harlie dan adik-adik di Bengkulu ditabahkan, Amiin Yaa Robbal Alamin.

Sedikit bercerita tentang Enda "Kak Tjik " Rohana , panggilan sayang emak kepada kakak sepupunya di Jkt, dikit saja ya karna aku pun sudah mulai ikut-ikutan lupa....soalnya Emak juga sudah tiada, jd wajar dong kalau ada beberapa cerita yang aku lupa....

Tahun 1966 emak diboyong abah tinggal di jakarta, emak baru nginjak kota jakarta pas lagu Gang Kelinci-Titiek Puspa yang nyanyiin Lilis Suryani sedang meledak-ledaknya di jakarta, .....Jakarta ibukotanya negeriku disanalah aku dilahirkan rumahku disalah satu gang namnya gang kelinci......dst, suatu hari Emak ditinggal abah berlayar kalau nggak salah ke Pulau Ende-Kupang belah sana, emak ditinggal sendirian dirumah bibinya abah, namnya Cik Hitam-masih saudara Datuk Saleh Jud, Bapaknya abah di Muara Tetap-Tanjung Iman dekat Padang Hangat-Kaur , enggak tahunya Cik Hitam ini ada bilang sesuatu ke emak yang mana emak nggak siap mendengar cerita tersebut sehingga singkatnya emak jatuh sakit .....
, bahwa abahku itu sebenarnya udah kawin sama gadis dari Palembang dan sudah punya anak laki-laki dan juga Cik Hitam ini bilang  kalau saudara emak ada tinggal di daerah Sumur Batu - Jakarta Pusat namanya  Rohana Bt Datuk Murni MT , masih saudara satu ayah -Cerita dimulai dari sini , kami memanggilnya Nda Rohana penggalan dari kata Bunda Rohana M.T, kayaknya gua sholat aja dulu yaa....

Kak Cik Rohana MT , begitu emak memanggil kakak sepupunya itu, sambil menunggu abah pulang berlayar -sehari-hari yang mengurusi dan menghibur hanya kak cik Rohana MT inilah , dibuatkan makanan, bercerita-cerita seputar apa saja, emak belum punya anak, aku sebagai anak pertama waktu itu belum lahir (Jakarta 8-4-1967), . Kemudian kak cik mengirim surat ke Bintuhan ke orangtua emak- Datuk Mahmud (Kak cik menyebutnya Pak Uncu Mahmud dan Uncu Madi) isi suratnya mengatakan disuruh segera ke Jakarta karna Tiah sakit, inak in kudai Tiah ini uncu -Pak Uncu ngape uluk behaban amuk...kira-kira sakitnya emak ini kok kayaknya bakalan berat. Lama surat Kak Cik tidak direspon-dulu hubungan darat antara Jakarta-Bengkulu (Bintuhan-Kota Kecamatan-belum Kota Kabupaten seperti sekarang), jadi masih jalan laut. Seingatku (pernah cucik Upikku bercerita, Ibu Maizah juga pernah bercerita tentang kapal pada waktu dulu jarang-jarang ada kalau pun ada datangnya enggak tentu-entah kebile/ kapan,

Datuk, nenek dan Omata tiba dirumah kak cik Rohana MT, emak girang bukan kepalang melihat siapa yang datang, bertangis- tamgisanlah mereka , kemudian Datuk mengirim kabar kawat kepada abah melalui kantor abah di Tanjung Periuk PT. Sangsaka Merah Putih untuk segera pulang karna emak sakit. Abah pun pulang. Kemudian Abah berangkat lagi tapi emak diajak serta.

ada juga tetangga kak cik ada bekerja sebagai polisi yang ikut membantu emak sakit -ikut membantu  apa saja antara lain , mengantar emak mencari-cari alamat rumah kak cik - membonceng kalau mau kerumah sakit,  polisi ini baik hati maunya menolong . dengan emak tapi emak tidak pernah meresponnya- mungkin dia ada hati dengan emakmu,, kata kak cik Rohana, MT tapi emakmu-de endak enye hanya tetap menunggu abahmu walaupun dalam keadaan sakit, (aku berhasil mewawancarai kak cik Rohanna MT, waktu itu kak cik belum naik haji dan aku berjanji mau beli rumah dekat-dekat beliau bila ada rumah yang akan dijual murah-murah....maksud hati untuk mendengar cerita-cerita seputar emak bila ada yang tercecer)...ternyata beliau keburu meninggal dunia, selamat jalan Enda Rohanna semoga Enda khusnul khotimah, budi baik Enda dalam menolong Emak dahulu semoga dibalas oleh Allah Subhanna Wattaalla....

Rambut panjang emak dipotong oleh kak cik Rohanna ,MT dengan persetujuan emak Zatiyah ....emak juga pernah cerita sama aku...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar