Minggu, 12 Juni 2016

habib munzir kekasih Rrassulillah saw

  • masa hidupnya banyak pemahaman Habib Munzir yang mendapatkan kritikan tajam bahkan dipertanyakan kejujuran ilmiyahnya dalam mengutip kitab-kitab Ulama ataupun pemahaman Ulama. Di antara yang dikritik tajam adalah celaan Habib Munzir terhadap Imam Masjidil Haram Syaikh Dr. Abdurrahman as-Sudais.
 MunzirHabib Munzir berkacamata, Presiden SBY berpeci hitam/ zonadamai
Sebelum meninggal, Habib Munzir Almusawa diketahui terjatuh di kamar mandi rumahnya. Ia pun langsung dilarikan ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta oleh pihak keluarga.
 “Dia dipanggil Allah setelah mengalami peristiwa di kamar mandi dan dibawa ke RSCM,” ujar Penasihat Umum Majelis Rasulullah, Ashraf Ali di RSCM, Minggu (15/9) malam seperti dikutip jpnn.com.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menangis saat sambutan kepergiaan Habib Munzir Al Musawa di rumah duka, Jalan Cikoko Barat 2, Kompleks Liga Mas Pancoran, Jakarta Selatan, Senin (16/9/2013), tulis inilah.com.
Semasa hidupnya banyak pemahaman Habib Munzir yang mendapatkan kritikan tajam bahkan dipertanyakan kejujuran ilmiyahnya dalam mengutip kitab-kitab Ulama ataupun pemahaman Ulama. Di antara yang dikritik tajam adalah celaan Habib Munzir terhadap Imam Masjidil Haram Syaikh Dr. Abdurrahman as-Sudais.
Berikut ini berita SBY Menangis atas Wafatnya Habib Munzir Al Musawa
dan sanggahan terhadap Habib Munzir yang telah mencela Imam Masjidil Haram Syaikh Dr. Abdurrahman as-Sudais.
*** 

 SBY Menangis atas Wafatnya Habib Munzir Al Musawa

INILAH.COM, Jakarta – Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menangis saat sambutan kepergiaan Habib Munzir Al Musawa di rumah duka, Jalan Cikoko Barat 2, Kompleks Liga Mas Pancoran, Jakarta Selatan, Senin (16/9/2013).
Linangan air mata tampak di kelopak, dan mata SBY memerah. Namun, SBY berusaha tegar. Presiden Republik Indonesia ini menyampaikan ucapan turut berduka atas kepergian seorang ulama pimpinan majelis zikir Majelis Rasulullah SAW.
Saat ini SBY bersama ibu negara Ani Yudhoyono serta rombongannya telah meninggalkan rumah duka. Ribuan jamaah masih memadati rumah duka sang guru tercinta Habib Munzir Al Musawa untuk dibawa ke Masjid Al-Munawar, Pancoran, guna disalatkan dengan iring-iringan salawat.[yeh]
Oleh: Ahmad Farhan Faris
nasional – Senin, 16 September 2013 | 10:38 WIB
***
Kategori: Bantahan
Diterbitkan pada 15 November 2011Klik: 122401
Munzir1
Sebelum saya memaparkan celaan-celaan Habib Munzir ada baiknya kita kembali mengingat akan bahaya lisan…
Allah berfirman :
مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ
Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya Malaikat Pengawas yang selalu hadir. (QS : Qoof : 18)
يَوْمَ تَشْهَدُ عَلَيْهِمْ أَلْسِنَتُهُمْ وَأَيْدِيهِمْ وَأَرْجُلُهُمْ بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ (٢٤)
Pada hari (ketika), lidah, tangan dan kaki mereka menjadi saksi atas mereka terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan. (QS An-Nuur : 24)
وعن أَبي موسى – رضي الله عنه – قَالَ : قُلْتُ : يَا رسولَ اللهِ أَيُّ المُسْلمِينَ أفْضَلُ ؟ قَالَ : (( مَنْ سَلِمَ المُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ )) متفق عَلَيْهِ
Dari Abu Muusa radhiallahu ‘anhu berkata : “Aku berkata, Wahai Rasulullah, islam mana yang paling mulia?”. Nabi berkata : “Yaitu orang yang kaum muslimin selamat dari (kejahatan) lisannya dan tangannya” (HR Al-Bukhari no 11 dan Muslim no 42)
عَنْ أَبيِ هُرَيْرَةَ ، قَالَ : سُئِلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَا أَكْثَرَ مَا يُدْخِلُ النَّاسَ الْجَنَّةَ ؟ فَقَالَ : تَقْوَى اللَّهِ وَحُسْنُ الْخُلُقِ قِيلَ : فَمَا أَكْثَرُ مَا يُدْخِلُ النَّاسَ النَّارَ ؟ قَالَ : الأَجْوَفَانِ : الْفَمُ وَالْفَرْجُ “
Dari Abu Hurairoh radhiallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya tentang perkara yang paling banyak memasukan manusia ke dalam surga?. Rasulullah berkata, “Ketakwaan kepada Allah dan akhlak yang baik”. Dan Rasulullah ditanya tentang perkara yang paling banyak memasukkan manusia ke dalam neraka?, maka beliau berkata, “Dua lubang, mulut dan kemaluan” (HR Ahmad no 9097, Ibnu Majah no 4246, Ibnu Hibbaan no 476 dengan sanad yang hasan)
Al-Imam An-Nawawi berkata :
وينبغي لمن أراد النطق بكلمة أو كلام، أن يتدبره في نفسه قبل نطقه، فإن ظهرت مصلحته تكلم، وإلا أمسك.
“Hendaknya orang yang ingin berucap dengan suatu kalimat atau perkataan agar merenungkannya dalam hatinya sebelum ia mengucapkannya. Jika nampak ada kemaslahatannya maka hendaknya ia berbicara, namun jika tidak maka hendaknya ia diam” (Al-Minhaaj Syarh Shahih Muslim 18/117)


Habib Munzir ditanya oleh pengagumnya :


“ustad-ustad kelompok sawah ( salafi wahabi )
 – 2009/11/04 18:10 Assalamualaikum Wr Wb,
Habib munzir yang ku cintai, mohon penjelasan sbb :
Siapa sih ustad-ustad yang dijadikan rujukan oleh kelompok sawah (*yaitu singkatan dari salafy wahabi). Sekarang banyak buku yang diterjemahkan oleh kelompok salafi yang katanya banyak kandungannya yang selewengkan arti dan maksudnya. Bib mohon diijinkan saya menjadi murid dan mohon ujajah seluruh amalan, mohon admin dapat menyebutkan amalannya. Demikian terima kasih”
Habib Munzir menjawab :
“Saudaraku yg kumuliakan, banyak sekali, namun pimpinannya adalah Ibn Abdul wahab yg mereka jadikan Imam padahal tak sampai ke derajat Al Hafidh sekalipun apalagi Hujjatul Islam (Al Hafidh adalah yg telah hafal 100.000 hadits berikut sanad dan matannya, hujjatul islam adalah yg hafal lebih dari 300.000 hadits dg sanad dan hukum matannya).
yg masa kini diantaranya Ibn Baz, dan Abdurrahman assudaisiy, yg suaranya banyak di stel oleh masjid masjid ahlussunnah waljamaah, tanpa mereka tahu bahwa Abdurrahman assudeisiy itu wahabi yg telah mengarang suatu buku yg menjatuhkan hadits hadits shahih pada Shahih Bukhari.
banyak muslimin ahlussunnah waljamaah tidak tahu itu, dan menganggapnya suaranya bagus dan merdu, padahal Rasul saw sudah memperingatkan bahwa kelak akan muncul mereka yg membaca alqur;an dg baik namun hanya sampai tenggorokan saja, (hatinya tidak tersentuh kemuliaan dan kesucian Alqur;an) mereka semakin jauh dari agama islam seperti cepatnya menjauhnya anak panah dari busurnya, mereka sibuk memerangi orang islam dan membiarkan penyembah berhala (mereka membuat jutaan buku untuk memerangi akidah orang islam, dan tidak membuat itu untuk membenahi para agama lain), jika aku menemui mereka akan kuperangi mereka (Shahih Bukhari)
semoga Allah swt memberikan mereka hidayah, kita terus memerangi mereka, bukan dg senjata tentunya, karena mereka adalah saudara muslimin kita namun salah arah karena kedangkalannya dalam syariah, kita berusaha membenahinya semampunya.
(Lihat :
http://majelisrasulullah.org/index.php?option=com_simpleboard&Itemid=&func=view&catid=8&id=24504#24504)
Kesimpulan-kesimpulan yang diutarakan oleh Habib Munzir dan beserta sanggahannya:
Kesimpulan Pertama : Syeikh As Sudais telah mengarang suatu buku yang menjatuhkan hadits-hadits shahih pada shahih Bukhari
Habib Munzir berkata : Abdurrahman assudeisiy itu wahabi yg telah mengarang suatu buku yg menjatuhkan hadits hadits shahih pada Shahih Bukhari.
SANGGAHAN
Dalam Islam, yang menuduh harus mendatangkan bukti. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
الْبَيِّنَةُ عَلَى الْمُدَّعِي
“Yang menuduh wajib mendatangkan bukti” (HR At-Thirimidzi no 1341)
Semoga Habib bisa mendatangkan buktinya…
Kesimpulan Kedua : Habib Munzir menerapkan hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang khawarij kepada Syaikh Abdurrahman As-Sudais. Habib Munzir berkata: banyak muslimin ahlussunnah waljamaah tidak tahu itu, dan menganggapnya suaranya bagus dan merdu, padahal Rasul saw sudah memperingatkan bahwa kelak akan muncul mereka yg membaca alqur;an dg baik namun hanya sampai tenggorokan saja, (hatinya tidak tersentuh kemuliaan dan kesucian Alqur;an) mereka semakin jauh dari agama islam seperti cepatnya menjauhnya anak panah dari busurnya.
SANGGAHAN
Hadits yang disebutkan oleh Habib ini adalah tentang khawarij berdasarkan kesepakatan para ulama.
–         Imam Al-Bukhari membawakan hadits ini (no 6930 dan 6931) dalam باب قتل الخوارج والملحدين بعد إقامة الحجة عليهم (Bab tentang membunuh khawarij dan kaum ilhaad/kafir setelah ditegakkannya hujjah kepada mereka)
–         Imam Muslim membawakan hadits ini (no 1063) dalam sebuah bab (yang dibuat oleh Imam An-Nawawi) : باب ذكر الخوارج وصفاتهم (Bab penyebutan tentang khawarij dan sifat-sifat mereka)
–         Imam Abu Dawud membawakan hadits ini (no 4767) dalam bab : باب فِى قِتَالِ الْخَوَارِجِ (Bab tentang memerangi kaum khawarij)
–         Imam At-Thirimidzi membawakan hadits ini (no 2188) dalam bab :  باب في صفة المارقة (Bab tentang sifat kaum Maariqoh/khowarij)
–         Imam Ibnu Maajah membawakan hadits ini (no ) dalam bab : باب في ذكر الخوارج (Bab penyebutan tentang khawarij)
Apakah hadits tentang khawarij ini pantas untuk ditujukan kepada As-Syaikh Abdurrahman As-Sudais Imam Al-Masjid Al-Haroom??,
Apakah As-Syaikh As-Sudais memiliki aqidah Khawarij??
Apakah beliau memberontak kepada pemerintah??
Apakah beliau mengkafirkan orang yang melakukan dosa besar?, apakah beliau mengkafirkan pelaku zina, pemakan riba, dan pendusta??!!
Jika menurut Habib beliau adalah khawarij maka sekali lagi tolong datangkan bukti !!!
Kesimpulan Ketiga : Berdasarkan hadits tentang khawarij yang diterapkan Habib Munzir kepada As-Syaikh Abdurrahman As-Sudais berarti ;
–         As-Syaikh As-Sudais kalau baca al-qur’an tidak baik, sehingga hanya sampai di tenggorokan saja, hatinya tidak tersentuh dengan kemuliaan dan kesucian Al-Qur’an
–         As-Syaikh As-Sudais semakin jauh dari agama Islam seperti cepatnya menjauhnya anak panah dari busurnya
SANGGAHAN
Wahai Habib Munzir… anda mengatakan bahwa As-Syaikh As-Sudais tidak baik baca qur’annya sehingga hanya sampai di tenggorokan dan hatinya tidak tersentuh dengan kemuliaan dan kesucian Al-Qur’aan??? Apakah anda tahu isi hati As-Syaikh As-Sudais…??, apakah anda tidak pernah mendengar tangisan beliau tatkala membaca al-Qur’aan??? Apakah anda tidak tahu bagaimana lantunan bacaan beliau tatkala di sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan menggetarkan hati-hati para makmum dan menjadikan mereka menangis berdoa kepada Allah??!!
As-Syaikh As-Sudais bukanlah termasuk khawarij akan tetapi semoga Syeikh As Sudais termasuk dalam hadits ini:
إِنَّ أَحْسَنَ النَّاسِ قِرَاءَةً : الَّذِي إِذَا قَرَأَ رَأَيْتَ أَنَّهُ يَخْشَى اللهَ
“Sesungguhnya orang yang paling baik qiroah qur’annya adalah orang yang jika membaca al-qur’an engkau melihatnya takut kepada Allah” (As-Shahihah no 1583)
Wahai Habib Munzir…anda mengatakan “banyak muslimin Ahlus Sunnah yang menganggap suara beliau bagus dan merdu…!!!”, lantas kenapa Habib Munzir??? Kenapa anda mesti sewot kalau banyak kaum muslimin yang senang mendengarkan suara beliau yang menggugah hati-hati kaum muslimin??!!, kenapa mesti sewot !!!
Wahai Habib Munzir…anda mengatakan bahwa As-Syaikh As-Sudais semakin jauh dari agama Islam seperti cepatnya menjauhnya anak panah dari busurnya ?? hendaknya anda bertakwa kepada Allah, dan jagalah lisan anda…apa yang menyebabkan anda begitu membenci syaikh As-Sudais…sampai-sampai mengatakan demikian??? Dosa apakah yang dilakukan oleh As-Syaikh As-Sudais hingga anda mengatakan bahwa beliau semakin jauh dari agama Islam…, bahkan semakin jauh dengan begitu cepat seperti cepatnya menjauhnya anak panah dari busurnya??!!
Kesimpulan Keempat : Habib Munzir menyatakan siap terus untuk memerangi orang-orang semacam Syaikh As-Sudais, bukan dengan mengangkat senjata, akan tetapi dengan menjelaskan kebatilan-kebatilan orang-orang semisal As-Syaikh As-Sudais.
SANGGAHAN
Wahai Habib Munzir…anda menyatakan “kita terus memerangi mereka”, anda ingin terus memerangi As-Syaikh As-Sudais dan ulama-ulama Arab Saudi….silahkan anda memerangi mereka dengan hujjah dan bayaan, bukan dengan tuduhan dan kepalsuan serta salah menukil perkataan ulama, apalagi memanipulasi perkataan ulama !!! silahkan…wahai Habib Munzir Al-Musaawaa…!!! Semoga Allah memberi petunjuk kepada Anda.
Wahai Habib Munzir…kaum muslim sudah terlalu paham siapakah sebenarnya yang harus diperangi; apakah seorang yang menegakkan tauhid, mengajak umat hanya beribadah kepada Allah, mengajak umat meninggalkan kesyirikan ataukah seorang yang sukanya menyeru umat untuk berdoa kepada selain Allah, berdoa kepada orang yang sudah mati, mengajari umat mencela ulama dan orang-orang shalih!!!
Kesimpulan Kelima : Habib Munzir memandang As-Syaikh As-Sudais dan yang semisalnya dangkal ilmunya dalam syari’ah.
Habib Munzir berkata : “kita terus memerangi mereka, bukan dg senjata tentunya, karena mereka adalah saudara muslimin kita namun salah arah karena kedangkalannya dalam syariah, kita berusaha membenahinya semampunya”
SANGGAHAN
Wahai Habib Munzir…. anda menuduh As-Syaikh As-Sudais dangkal ilmu agamanya…!!! Tidakkah anda tahu bahwa beliau adalah seorang yang menghafal Qur’an sejak kecil….telah meraih gelar doktor…!!!, beliau telah diberi kesempatan oleh Allah untuk menjadi imam di masjidil haram sekian lamanya…!!!??
Apakah anda tidak pernah mendengar khutbah-khutbah beliau yang menunjukan kefasihan beliau yang sangat luar biasa dalam bahasa Arab???. Apakah bahasa Arab anda lebih fasih dari beliau?? Ataukah…???!!!
Apakah anda hafal qur’an sebagaimana beliau…??? Ataukah hanya menghafal shalawatan-shalawatan???, ataukah benar sebagaimana dikatakan oleh sebagian pengikut anda bahwasanya anda menghapal 10 ribu hadits beserta sanad dan matannya???!!!! Sungguh saya ingin sekali mengetes dan mencoba ilmu dan hapalan anda…. Kalau memang benar anda hapal qur’annya melebihi hafalan As-Syaikh As-Sudais maka apakah lantas pantas bagi anda mengatakan As-Syaikh As-Sudais dangkal ilmunya??!! Bukankah ini adalah kesombongan semata???
Apalagi jika ternyata anda tidak hafal qur’an…??? Maka apakah anda tidak malu??!!!
Allah berfirman
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا يَسْخَرْ قَومٌ مِنْ قَوْمٍ عَسَى أَنْ يَكُونُوا خَيْرًا مِنْهُمْ وَلا نِسَاءٌ مِنْ نِسَاءٍ عَسَى أَنْ يَكُنَّ خَيْرًا مِنْهُنَّ وَلا تَلْمِزُوا أَنْفُسَكُمْ وَلا تَنَابَزُوا بِالألْقَابِ بِئْسَ الاسْمُ الْفُسُوقُ بَعْدَ الإيمَانِ وَمَنْ لَمْ يَتُبْ فَأُولَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ
Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh Jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh Jadi yang direndahkan itu lebih baik. dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan Barangsiapa yang tidak bertobat, Maka mereka Itulah orang-orang yang zalim.(QS Al-Hujuroot : 11)
HABIB MUNZIR JUGA MENCELA ULAMA-ULAMA YANG LAINNYA
Bukan hanya As-Syaikh Abdurrahman As-Sudais yang tidak selamat dari celaan Habib Munzir, bahkan ulama-ulama yang lain juga tidak selamat dari celaan dan cercaan Habib Munzir. Yang ini semua menunjukkan “kepribadian dan budi pekerti luhur dan kelembutan Habib Munzir”.
Diantara para ulama yang dicela Habib Munzir adalah :
PERTAMA : Mencela As-Syaikh Bin Baaz rahimahullah.
Habib Munzir berkata :
“Beliau itu mufti arab saudi, saya tidak tahu apakah kini masih hidup atau telah wafat, ia bukan pakar hadits yg mencapai derajat Al Hafidh, atau Muhaddits, apalagi Hujjatul Islam, namun konon memang banyak hafal hadits dan ilmu sanad, namun saya telah menjawab banyak fatwanya sebagaimana buku saya yg bisa anda download di kiri web ini : Jawaban atas pertanyaan akidah.
semua adalah fatwa beliau, dan dari fatwa fatwa itu saya mengetahui bahwa ia dangkal dalam ilmu hadits.
(lihat: http://majelisrasulullah.org/index.php?option=com_simpleboard&Itemid=&func=view&catid=9&id=24085#24085)
Habib Munzir juga berkata tatkala ditanya tentang kitab “Benteng tauhid” yang merupakan terjemahan dari kitab “Hishnut Tauhiid” karya As-Syaikh Bin Baaz rahimahullah, maka Habib Munzir berkata:
“Mengenai buku tsb sudah saya baca sekilas, masya Allah, saya tidak menyangka nama nama yg dianggap ulama dan selama ini kita dengar sebagai ahli hadits itu, betapa bobrok dan lemahnya hujjah hujjah mereka, saya tak percaya buku itu tulisan syeikh Al Utsaimin, Bin Bazz dll, karena terlihat jelas kedangkalan mereka dalam ilmu hadits.
Ada dua kemungkinan, orang saudi mengada ada dan mencantumkan nama ulama mereka sebagai penulisnya, atau…, apakah benar mereka yg menulisnya?, hanya sebatas itukah pemahaman mereka dalam hadits?Saya bisa menjawab semua yg dalam buku itu dalam beberapa jam saja, namun saya saat ini sibuk sekali. (lihat : http://majelisrasulullah.org/index.php?option=com_simpleboard&Itemid=&func=view&catid=9&id=20616#20616)
Habib Munzir ditanya :
“Saya ada kitab Fathul Baari syarah oleh Syeikh Abdullah b Baz dan kitab ‘ Solat seperti Nabi’ karangan Syeikh Albani. Saya baru tahu yg isinya ada unsur unsur Wahabi. Jadi sebaiknya apakah saran Habib untuk saya lakukan terhadap kitab itu. Buang saja atau dibakar atau ditanam supaya orang lain tak dapat baca?”
Habib Munzir Menjawab :
“Saran saya buku itu boleh dibakar, tapi baiknya disimpan saja untuk perbandingan masalah hingga kita tahu banyaknya kesalahan faham wahabi dalam menafsirkan hadits
(lihat  :
http://majelisrasulullah.org/index.php?option=com_simpleboard&Itemid=&func=view&catid=8&id=22830#22830 )
Habib Munzir juga berkata :
“Saudaraku yg kumuliakan, buku buku yg sudah melewati pengeditan/syarah dari Ibn Baz, sudah dirasuki hal hal yg menyimpang dari aswaja, baiknya dihindari.”
(lihat :
http://majelisrasulullah.org/index.php?option=com_simpleboard&Itemid=&func=view&catid=8&id=22352#22352)
Habib Munzir juga berkata :
“Anda tahu imam mereka kini?, Mufti Saudi Arabia yg buta bernama Syeikh Ibn Bazz (membicarakan aib orang lain haram hukumnya, namun mengabarkan nama orang yg menyeru pd kesesatan ummat wajib hukumnya agar ummat tak terjebak), ia tak mengakui bahwa bumi ini bulat, ia berkata bahwa bumi ini datar seperti piring, ia tak percaya semua bukti otentik secara ilmiah, ia tetap berkeras bahwa bumi ini datar seperti piring.., yaitu bila kelewatan maka akan jatuh entah kemana, inilah akidah jumud abad ke 20″
(lihat http://majelisrasulullah.org/index.php?option=com_simpleboard&Itemid=&func=view&catid=9&id=3713#3713)
Kesimpulan :
Pertama : Menurut Habib Munzir Syaikh Bin Baaz dangkal dalam ilmu hadits
Kedua : Menurut Habib Munzir tentang buku “Benteng Tauhid” :
–         menunjukan betapa bobrok dan lemahnya hujjah hujjah mereka (*yaitu Syaikh Bin Baaz, Syaikh Utsaimin dll),
–         saya tak percaya buku itu tulisan syeikh Al Utsaimin, Bin Bazz dll, karena terlihat jelas kedangkalan mereka dalam ilmu hadits
–         Habib Munzir mampu membantah buku “Benteng Tauhid” hanya dalam beberapa jam saja, hanya saja beliau sibuk. Habib Munzir berkata : Saya bisa menjawab semua yg dalam buku itu dalam beberapa jam saja, namun saya saat ini sibuk sekali
Ketiga : Menurut Habib Munzir buku sifat sholat Nabi dan buku Fathul baari syarah Syaikh Bin Baaz disarankan untuk boleh dibakar. Alasan Habib Munzir karena banyaknya kesalahan faham wahabi dalam menafsirkan hadits
Keempat : Habib Munzir berkata : buku buku yg sudah melewati pengeditan/syarah dari Ibn Baz, sudah dirasuki hal hal yg menyimpang
Kelima : Menurut Habib Munzir boleh menceritakan aib Syaikh Bin Baaz karena syaikh Bin Baaz menyeru pada kesesatan. Habib Munzir berkata : “Mufti Saudi Arabia yg buta bernama Syeikh Ibn Bazz (membicarakan aib orang lain haram hukumnya, namun mengabarkannama orang yg menyeru pd kesesatan ummat wajib hukumnya agar ummat tak terjebak)”
Keenam : Habib Munzir menyatakan akidah Syaikh Bin Baaz jumuud karena Syaikh Bin Baaz menyatakan bahwa bumi tidak bulat. Habib Munzir berkata : “Ia tak mengakui bahwa bumi ini bulat, ia berkata bahwa bumi ini datar seperti piring, ia tak percaya semua bukti otentik secara ilmiah, ia tetap berkeras bahwa bumi ini datar seperti piring.., yaitu bila kelewatan maka akan jatuh entah kemana, inilah akidah jumud abad ke 20″
SANGGAHAN
Sungguh keji perkataan Habib Munzir sang ahli hadits…sampai-sampai mengatakan bahwa Syaikh Bin Baaz dangkal ilmu haditsnya.
Wahai Habib Munzir…tatkala anda mengatakan demikian apakah anda sudah mengukur keilmuan ilmu hadits Syaikh Bin Baaz?? Lalu anda membandingkannya dengan ilmu hadits anda yang hebat??!!
Wahai Habib Munzir…bagaimana anda mengetahui kerendahan ilmu hadits Syaikh Bin Baaz hanya dengan membaca kitab “Benteng Tauhid”?, apakah kitab tersebut sedang membicarakan ilmu hadits??!!. Bahkan anda menyatakan bahwa hujjah Syaikh Bin Baaz dalam kitab tersebut “Bobrok” dan “Lemah”. Maka pantas saja jika kemudian anda menganjurkan untuk membakar kitab-kitab syaikh Bin Baaz??!!
Bahkan anda menyatakan mampu untuk membantah kitab “Benteng Tauhid” tersebut hanya dalam waktu beberapa jam?!!!
Wahai Habib …kalau ada kesalahan dalam kitab “Benteng tauhid”, coba tunjukkan…
Wah.. anda benar-benar orang alim dan pakar hadits.
Kalau Syaikh Bin Baaz bisa anda bantah dalam beberapa jam…jangan-jangan bantahan-bantahan dalam artikel-artikel saya mungkin hanya dalam beberapa menit bisa anda bantah. Maka saya sangat berharap anda membantah artikel-artikel saya…
Wahai Habib Munzir…anda menghalalkan untuk mencela Syaikh Bin Baaz dengan menunjukkan cacat belia (yaitu butanya beliau) dengan alasan bahwa Syaikh Bin Baaz menyeru pada kesesatan…!!!, bahkan anda meyakini wajib bagi anda untuk mencela kebutaan Syaikh Bin Baaz…, maka;
–         Apakah demikian bantahan yang ilmiyah..!!!.
–         Apakah demikian akhlaknya seorang yang menyebut dirinya sebagai keturunan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
–         Apakah demikian Habib berbicara kepada seorang muslim paling tidak, kalau Anda tidak menganggap beliau (syeikh Ibnu Baz rahimahullah) seorang alim.
Wahai Habib…betapa banyak orang yang buta mata akan tetapi Allah memberi sinar dan cahaya kebenaran dalam hatinya. Betapa banyak orang yang buta akan tetapi lebih alim dan lebih bertakwa daripada orang yang bisa melihat. Kalau anda ingin mengkritik saya rasa tidak perlu mencela kebutaan Syaikh Bin Baaz.
Wahai Habib Munzir, anda telah mencerca Syaikh Bin Baaz dengan menyatakan bahwa akidah beliau jumud !!!, dan anda menuduh bahwasanya Syaikh Bin Baaz menyatakan bahwa bumi itu seperti piring dan tidak bulat??
Bisakah anda menyebutkan sumber perkataan Syaikh Bin Baaz tersebut??!!
Jika anda tidak mampu menyebutkannya berarti anda telah berdusta !!!!
Justru Syaikh Bin Baaz –yang saya dapati- dalam buku-buku beliau menyatakan bahwa bumi itu bulat. Silahkan anda membaca buku beliau Majmuu’ Fataawaa Syaikh Bin Baaz 3/156-159 dan juga 9/228.
Wahai Habib Munzir…jika anda tidak bisa menyebutkan sumber perkataan Syaikh Bin Baaz maka ketahuilah bahwa dusta itu akhlak yang sangat buruk…apalagi dusta atas nama ulama ??!!!
KEDUA : Habib Munzir menuduh para ulama sering menggunting perkataan para ulama aswaja
Habib Munzir berkata :
“Saudaraku yg kumuliakan, diantaranya tentunya Ibn Abdul Wahhab, Ibn Taimiyah, Al Baniy, Abdullah bin Bazz, Muhammad qutub, Utsaimin, Mufti Perlis Malaysia, dan banyak lagi.
namun hati hati lho saudaraku, karena mereka juga sering : Gunting Tambal ucapan para ulama aswaja, mereka gunting ucapan Imam Nawawi, Imam Ibn Hajar, Imam Ibn Rajab, dan banyak lagi.
jika kita lihat sekilas tentunya bertentangan dg aswaja dan sefaham dg mereka, namun jika kita lihat pada tulisan aslinya, ternyata keterangannya jelas membantah ucapan itu, namun karena digunting, maka maknanya menjadi berubah bahkan sebaliknya”. (lihat : http://majelisrasulullah.org/index.php?option=com_simpleboard&Itemid=&func=view&catid=9&id=19677#19677)
Wahai Habib Munzir…anda  mengatakan para ulama di atas (Ibnu Taimiyyah, Muhammad bin Abdil Wahhab, Bin Baaz, Utsaimin, Al-Albani) SERING menggunting dan menambal perkataan para ulama aswaja???!!
Saya sangat berharap anda mendatangkan bukti-buktinya…!!!. Sungguh ini merupakan tuduhan yang sangat keji…yang arti dari tuduhan anda ini bahwasanya para ulama tersebut adalah para pendusta karena SERING menggunting dan menambal !!!!, bahkan berdusta kepada umat !!!
Wahai Habib Munzir bertakwalah kepada Allah…datangkanlah bukti anda…saya menunggu dengan sabar…bukankah anda mampu membantah syaikh Bin Baaz hanya dalam beberapa jam??, tentunya hanya butuh beberapa menit saja untuk mendatangkan bukti bahwa para ulama tersebut SERING berdusta kepada umat !!!
Para pembaca yang budiman, masih banyak cercaan Habib Munzir kepada para ulama seperti Al-Albani, Al-Utsaimin, dll, hanya saja saya rasa apa yang kami paparkan di atas sudah cukup untuk menggabarkan betapa alimnya dan tingginya ilmu hadits Habib Munzir dan betapa indahnya “budi pekerti dan tutur kata serta kelembutan hati beliau”. Saya sangat berharap permintaan-permintaan saya kepada Habib Munzir untuk segera mendatangkan bukti atas tuduhan-tuduhannya kepada para ulama tersebut…dan saya sangat menanti komentar dan koreksian Habib Munzir atas artikel-artikel yang saya tulis…. .
Selama ini saya belajar kepada guru-guru saya di masjid Nabawi seperti Ahli Hadits Syaikh Abdul Muhsin Al-Abbad yang mengajar di masjid Nabawi, demikian juga saya belajar di guru-guru saya di kuliyah hadits di Universitas Islam Madinah yang rata-rata mereka memiliki sanad dan pakar hadits…ternyata…saya tidak tahu kalau di tanah air tercinta ada seorang ahli dan pakar hadits seperti Habib Munzir. Siapakah diantara kita yang tidak ingin menimba ilmu dari orang yang seperti Habib Munzir yang merendahkan ilmu haditsnya Syaikh Bin Baaz, Syaikh Utsaimin, dan Syaikh Albani ???!!!
Renungan :
Ibnu ‘Asaakir rahimahullah berkata :
واعلم يا أخي وفقنا الله وإياك لمرضاته وجعلنا ممن يخشاه ويتقيه حق تقاته أن لحوم العلماء رحمة الله عليهم مسمومة وعادة الله في هتك أستار منتقصيهم معلومة لأن الوقيعة فيهم بما هم منه براء أمره عظيم والتناول لأعراضهم بالزور والإفتراء مرتع وخيم والاختلاق على من اختاره الله منهم لنعش العلم خلق ذميم
“Ketahuilah wahai saudaraku –semoga Allah memberikan taufiqNya kepada kami dan juga kepada engkau menuju keridhoanNya serta menjadikan kita termasuk dari kalangan orang-orang yang takut dan bertakwa kepadaNya dengan ketakwaan yang sesungguhnya- bahwasanya daging para ulama –semoga Allah merahmati mereka- adalah beracun, dan kebiasaan Allah untuk merobek tirai para pencela mereka telah diketahui, karena mencela para ulama dengan perkara-perkara yang mereka sendiri berlepas diri merupakan perkara yang besar, dan mencela kehormatan mereka dengan kebohongan dan penipuan adalah lahan yang buruk, serta berdusta atas para ulama yang telah dipilih oleh Allah untuk menegakkan ilmu merupakan akhlak yang tercela” (Tabyiin Kadzib Al-Muftari hal 29)
Sungguh indah perkataan seorang penyair :
يَا نَاطِحَ الْجَبَلِ الْعَالِي لِيُكْلِمَهُ ******** أَشْفِقْ عَلَى الرَّأْسِ لاَ تُشْفِقْ عَلَى الْجَبَلِ
Wahai orang yang menanduk gunung yang tinggi untuk meruntuhkannya….kasihanilah kepalamu dan janganlah mengasihani gunung tersebut
Kota suci Mekah , 2 Dzulhijjah 1432 H bertepatan dengan 29 Oktober 2011, diedit kembali di Kota Nabi tanggal 17 Dzulhijjah 1432 H bertepatan dengan 14 November 2011
Abu Abdilmuhsin Firanda Andirja
www.firanda.com

BUYA HAMKA II, HABIB MUNZIR-3

Muslimedianews  Suatu ketika Habib Munzir bin Fuad Al Musawa (23 Februari 1973 - 15 September 2013) Pimpinan Majelis Rasululah SAW ditanya mengenai biografi dirinya pada sebuah forum online yang di asuhnya (Oktober 2005). Kemudian beliau pun menuliskan sebagai berikut :
Ayah saya bernama Fuad Abdurrahman Al-Musawa, yang lahir di Palembang, Sumatera selatan, dibesarkan di Makkah Al-Mukarramah, dan kemudian mengambil gelar sarjana di Newyork University, di bidang Jurnalistik, yang kemudian kembali ke Indonesia dan berkecimpung di bidang jurnalis, sebagai wartawan luar negeri, di harian Berita Yudha, yang kemudian di harian Berita Buana, beliau menjadi wartawan luar negeri selama kurang lebih empat puluh tahun, pada tahun 1996 beliau wafat dan dimakamkan di Cipanas Cianjur Jawa barat.

Nama saya Munzir bin Fuad bin Abdurrahman Al-Musawa, saya dilahirkan di Cipanas Cianjur Jawa barat, pada hari jum'at 23 Februari 1973, bertepatan 19 Muharram 1393 H.

Setelah saya menyelesaikan sekolah menengah atas, saya mulai mendalami Ilmu Syariah Islam di Ma'had Assaqafah Al Habib Abdurrahman Assegaf di Bukit Duri Jakarta Selatan, lalu mengambil kursus bahasa Arab di LPBA Assalafy Jakarta Timur, lalu memperdalam lagi Ilmu Syari'ah Islamiyah di Ma'had Al Khairat, Bekasi Timur, kemudian saya meneruskan untuk lebih mendalami Syari'ah ke Ma'had Darul Musthafa, Tarim Hadhramaut Yaman.

Selama empat tahun, disana saya mendalami Ilmu Fiqh, Ilmu tafsir Al Qur'an, Ilmu hadits, Ilmu sejarah, Ilmu tauhid, Ilmu tasawuf, Mahabbaturrasul SAW, Ilmu dakwah, dan ilmu-ilmu syariah lainnya.

Saya kembali ke Indonesia pada tahun 1998, dan mulai berdakwah, dengan mengunjungi rumah rumah, duduk dan bercengkerama dengan mereka, memberi mereka jalan keluar dalam segala permasalahan, lalu atas permintaan mereka maka mulailah saya membuka majlis, jumlah hadirin sekitar enam orang, saya terus berdakwah dengan meyebarkan kelembutan Allah SWT, yang membuat hati pendengar sejuk, saya tidak mencampuri urusan politik, dan selalu mengajarkan tujuan utama kita diciptakan adalah untuk beribadah kepada Allah SWT.

Bukan berarti harus duduk berdzikir sehari penuh tanpa bekerja dan lain-lain, tapi justru mewarnai semua gerak-gerik kita dengan kehidupan yang Nabawi. Kalau dia ahli politik, maka ia ahli politik yang Nabawiy, kalau konglomerat, maka dia konglomerat yang Nabawiy, pejabat yang Nabawiy, pedagang yang Nabawiy, petani yang Nabawiy. 

Betapa indahnya keadaan ummat apabila seluruh lapisan masyarakat adalah terwarnai dengan kenabawian, sehingga antara golongan miskin, golongan kaya, partai politik, pejabat pemerintahan terjalin persatuan dalam kenabawiyan. 

Inilah Dakwah Nabi Muhammad SAW yang hakiki, masing masing dengan kesibukannya tapi hati mereka bergabung dengan satu kemuliaan, inilah tujuan Nabi saw diutus, untuk membawa rahmat bagi sekalian alam. 

Kini majelis taklim saya yang dulu hanya dihadiri enam orang, sudah berjumlah sekitar tiga ribu hadirin, saya sudah membuka puluhan majlis taklim di seputar Jakarta Pusat. Saya juga sudah membuka majlis di seputar pulau jawa, yaitu: 

  • Jawa Barat : Ujungkulon Banten, Cianjur, Bandung, Majalengka, Subang. 
  • Jawa Tengah :  Slawi Tegal, Purwokerto, Wonosobo, Jogjakarta, Solo, Sukoharjo, Jepara, Semarang.  
  • Jawa timur : Mojokerto, Malang, Sukorejo, Tretes, Pasuruan, Sidoarjo, Probolinggo. 
  • Bali : Denpasar, Klungkung, Negara, Karangasem. 
  • NTB : Mataram Ampenan 
  • Luar Negeri : Singapura, Johor, Kuala Lumpur.
Namun kini kesemua kunjungan keluar Jakarta telah saya cukupkan setahun sekali dengan perintah Guru saya. Dan saya pun telah menjadi Narasumber di beberapa stasion TV swasta, yaitu di Indosiar untuk acara Embun Pagi tayangan 27 menit, di ANTV untuk acara Mutiara Pagi tayangan 27menit, RCTI, TPI, Trans TV dan LA TV.

Saya membina puluhan majelis di Jakarta, yang kesemuanya mendapat giliran jadwal kunjungan sebulan sekali, selain Majelis Induk di Masjid Al-Munawar Pancoran Jakarta Selatan yang diadakan setiap Senin malam dan setiap malam Jumat di kediaman saya, maka padatlah jadwal saya setiap malamnya sebulan penuh, namun tuntutan dari wilayah wilayah baru terus mendesak saya, maka saya terus berusaha memberi kesempatan kunjungan walaupun dg keterbatasan waktu. Email pribadi saya : munziralmusawa@yahoo.com

Demikianlah sekilas dari Biografi saya, untuk memperjelas gerakan dakwah yang saya jalankan, semoga limpahan rahmat Allah swt bagi mereka yang berminat menerima seruan seruan Kelembutan Allah swt, Amin Allahumma Amin. Demikian Biografi ini saya buat.

Demikian biografi singkat yang oleh Habib Munzir bin Fuad Al Musawa diceritakan sendiri. Setiap Habib atau Sayyid atau Syarif, memiliki silsilah yang bersambung kepada Rasulullah Shallallahu 'Alayhi wa Sallam.

Silsilah Habib Munzir bin Fu'ad Al Musawa

Berikut adalah silsilah beliau: Al-Allamah wal Fahamah Sayyidi Syarif Al-Habib Munzir bin
  • Fuad bin 
  • Abdurrahman bin
  •  Ali bin
  • Abdurrahman bin
  • Ali bin
  • Aqil bin
  • Ahmad bin
  • Abdurrahman bin
  • Umar bin
  • Abdurrahman bin
  • Sulaiman bin
  • Yaasin bin
  • Ahmad Al-musawa bin
  • Muhammad Muqallaf bin
  • Ahmad bin
  • Abubakar Assakran bin
  • Abdurrahman Assegaf bin
  • Muhammad Mauladdawilah bin
  • Ali bin
  • Alwi Alghayur bin
  • Muhammad Faqihil Muqaddam bin
  • Ali bin
  • Muhammad Shahib Marbath bin
  • Ali Khali’ Qasim bin
  • Alwi bin
  • Muhammad bin
  • Alwi bin
  • Ubaidillah bin
  • Ahmad Almuhajir bin
  • Isa Arrumiy bin
  • Muhammad Annaqib bin
  • Ali Al Uraidhiy bin
  • Jakfar Asshadiq bin
  • Muhammad Albaqir bin
  • Ali Zainal Abidin bin 
  • Husein dari Fathimah Azahra Putri Rasululullah SAW. 

Guru-Guru dan Salah Satu Sanad Guru Habib Munzir Al Musawa

Adapun guru-guru beliau antara lain:
  • Habib Umar bin Hud Al-Athas (cipayung), 
  • Habib Aqil bin Ahmad Alaydarus,
  • Habib Umar bin Abdurahman Assegaf,
  • Habib Hud Bagir Al-Athas
Di pesantren Al-Khairat beliau belajar kepada
  • Ustadz Al-Habib Nagib bin Syeikh Abu Bakar
Di Hadramaut beliau belajar kepada
  • Al-Imam Al-Allamah Al-Hafizh Al-Arifbillah Sayyidi Syarif Al-Habib Umar bin Muhammad bin Hafidh bin Syeikh Abu Bakar bin Salim (Rubath Darul Mustafa) 
  • juga sering hadir di majelisnya Al-Allamah Al-Arifbillah Al-Habib Salim Asy-Syatiri (Rubath Tarim).
Dan yang paling berpengaruh di dalam membentuk kepribadian beliau adalah
  • Guru mulia Al-Imam Al-Allamah Al-Hafizh Al-Arifbillah Sayyidi Syarif Al-Habib Umar bin Muhammad bin Hafidh bin Syeikh Abu Bakar bin Salim.
Sanan keilmuan beliau adalah: 
  • Al-Habib Munzir bin fuad Al-Musawa berguru kepada 
  • Guru Mulia Al-Imam Al-Allamah Al-Hafizh Al-Musnid Al-Arifbillah Sayyidi Syarif Al-Habib Umar bin Muhammad bin Hafidh bin Syeikh Abu Bakar bin Salim,
  • Al-Allamah Al-Musnid Al-Habib Abdulqadir bin Ahmad Assegaf,
  • Al-Allamah Al-Musnid Al-Habib Abdullah Assyatiri,
  • Al-Allamah Al-Hafizh Al-Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi (simtuddurar),
  • Al-Allamah Al-Musnid Al-Habib Abdurrahman Al-Masyhur (shohibulfatawa),
  • Al-Allamah Al-Hafizh Al-Habib Abdullah bin Husen bin Thohir,
  • Al-Allamah Al-Hafizh Al-Habib Umar bin Seggaf Assegaf,
  • Al-Allamah Al-Musnid Al-Habib Hamid bin Umar Ba’alawiy,
  • Al-Allamah Al-Habib Al-Hafizh Ahmad bin Zein Al-Habsyi,
  • Al-Imam Al-Allamah Al-Hafizh Al-Habib Abdullah bin Alawi Al-Haddad (shohiburratib),
  • Al-Allamah Al-Musnid Al-Habib Husein bin Abubakar bin Salim, (kepada ayahnya)
  • Al-Imam Al-Allamah Al-Habib Abubakar bin Salim (fakhrulwujud),
  • Al-Allamah Al-Hafizh Al-Habib Ahmad bin Abdurrahman Syahabuddin,
  • Al-Allamah Al-Hafizh Al-Habib Abdurrahman bin Ali (Ainulmukasyifiin), (kepada ayahnya)
  • Al-Allamah Al-Musnid Al-Habib Ali bin Abubakar (assakran), (kepada ayahnya)
  • Al-Allamah Al-Hafizh Al-Habib Abubakar bin Abdurrahman Assegaf, (kepada ayahnya)
  • Al-Allamah Al-Hafizh Al-Habib Abdurrahman Assegaf, (kepada ayahnya)
  • Al-Allamah Al-Musnid Al-Habib Muhammad Mauladdawilah, (kepada ayahnya)
  • Al-Allamah Al-Musnid Al-Habib Ali bin Alwi Al-ghayur, (kepada ayahnya)
  • Al-Allamah Al-Hafizh Al-Imam faqihilmuqaddam Muhammad bin Ali Ba’alawiy, (kepada ayahnya)
  • Al-Allamah Al-Imam Ali bin Muhammad Shahib Marbath, (kepada ayahnya)
  • Al-Allamah Al-Imam Muhammad Shahib Marbath bin Ali,(kepada ayahnya)
  • Al-Allamah Al-Imam Ali Khali’ Qasam bin Alwi,(kepada ayahnya)
  • Al-Allamah Al-Imam Alwi bin Muhammad,(kepada ayahnya)
  • Al-Allamah Al-Imam Muhammad bin Alwi,(kepada ayahnya)
  • Al-Allamah Al-Imam Alwi bin Ubaidillah,(kepada ayahnya)
  • Al-Allamah Al-Imam Ubaidillah bin Ahmad Al-Muhajir,(kepada ayahnya)
  • Al-Allamah Al-Imam Ahmad Al-Muhajir bin Isa Arrumiy,(kepada ayahnya)
  • Al-Allamah Al-Imam Isa Arrumiy bin Muhammad Annaqib,(kepada ayahnya)
  • Al-Allamah Al-Imam Muhammad Annaqib bin Ali Al-Uraidhiy,(kepada ayahnya)
  • Al-Allamah Al-Imam Ali Al-Uraidhiy bin Ja’far Asshadiq,(kepada ayahnya)
  • Al-Allamah Al-Imam Ja’far Asshadiq bin Muhammad Al-Baqir,(kepada ayahnya)
  • Al-Allamah Al-Imam Muhammad Al-Baqir bin Ali Zainal Abidin,(kepada ayahnya)
  • Al-Allamah Al-Imam Ali Zainal Abidin Assajjad,(kepada ayahnya)
  • Al-Imam Husein ra,(kepada ayahnya)
  • Al-Imam Ali bin Abi Thalib ra,(kepada ayahnya)
Dan beliau berguru kepada Semulia-mulia Guru, Sayyidina Muhammad Rasulullah SAW, maka sebaik-baik bimbingan guru adalah bimbingan Rasulullah SAW. 

Wafat 

Habib Munzir bin Fuad Al-Musawa menghembuskan nafas terakhir di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta Pusat, pada Ahad 15 September 2013 atau 9 Dzul-Qa'dah 1434 H, sekitar pukul 15.30 WIB.

إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ
"Hanyalah yang memiliki khasy-yah (takut) kepada Allah dari kalangan hamba-hamba-Nya adalah para 'ulama". (QS. Fathir : 28)

Penulis : Ibnu Mansyur/Arats


saya selaku operator CT-Scan tetapi tidak menangani beliau secara langsung. saya merasa agak sedikit lucu ketika mendengar tausyiah habib munzir merasa ngeri waktu beliau masuk ke dalam alat CT-Scan.beliau merasa dirinya seakan akan berada di dalam kubur pada saat itu.mungkin beliau pada saat itu sudah merasakan tanda-tanda kematian yang sdah dekat.memang kalo untuk orang yang baru masuk kedalam alat tersebut pasti akan berpikiran yang sama seperti habib munzir.yg agak lucu lagi vonis dokter yang aneh-aneh tu.trnyta hanya masuk angin saja.memang hanya Allah swt yang dapat kita percaya n yakini di dunia ini.kangen tausyiah Sayyidil Habib Mundzir bin Fuad bin Abdurrahman Al Musawa.
apri ningsih 
BUKA LAGI CERAMAHNYA ALMARHUM HABIB MUNZIR MAS ANDI SETYO...@YOU TUBE....WALLAHUALLAM BISSAWAB



Kunjungi www.facebook.com/muslimedianews Sumber MMN: http://www.muslimedianews.com/2013/09/biografi-habib-munzir-bin-fuad-al.html#ixzz4BKkQHpmg

Sabtu, 11 Juni 2016

BUYA HAMKA II, HABIB MUNZIR -2

Ayah saya bernama Fuad Abdurrahman Almusawa, yang lahir di Palembang, Sumatera selatan, dibesarkan di Makkah Al mukarramah, dan kemudian mengambil gelar sarjana di Newyork University, di bidang Jurnalistik, yang kemudian kembali ke Indonesia dan berkecimpung di bidang jurnalis, sebagai wartawan luar negeri, di harian Berita Yudha, yang kemudian di harian Berita Buana, beliau menjadi wartawan luar negeri selama kurang lebih empat puluh tahun, pada tahun 1996 beliau wafat dan dimakamkan di Cipanas cianjur jawa barat.”
Nama saya Munzir bin Fuad bin Abdurrahman Almusawa, saya dilahirkan di Cipanas Cianjur Jawa barat, pada hari jum’at 23 februari 1973, bertepatan 19 Muharram 1393 H.
Setelah saya menyelesaikan sekolah menengah atas, saya mulai mendalami Ilmu Syariah Islam di Ma’had Assaqafah Al Habib Abdurrahman Assegaf di Bukit Duri Jakarta Selatan, lalu mengambil kursus bhs.Arab di LPBA Assalafy Jakarta timur, lalu memperdalam lagi Ilmu Syariah Islamiyah di Ma’had Al Khairat, Bekasi Timur, kemudian saya meneruskan untuk lebih mendalami Syari’ah ke Ma’had Darul Musthafa, Tarim Hadhramaut Yaman, selama empat tahun, disana saya mendalami Ilmu Fiqh, Ilmu tafsir Al Qur’an, Ilmu hadits, Ilmu sejarah, Ilmu tauhid, Ilmu tasawuf, mahabbaturrasul saw, Ilmu dakwah, dan ilmu ilmu syariah lainnya.
saya adalah seorang anak yg sangat dimanja oleh ayah saya, ayah saya selalu memanjakan saya lebih dari anaknya yg lain, namun dimasa baligh, justru saya yg putus sekolah, semua kakak saya wisuda, ayah bunda saya bangga pada mereka, dan kecewa pada saya, karena saya malas sekolah, saya lebih senang hadir majelis maulid Almarhum Al Arif billah Alhabib Umar bin Hud Alalttas, dan Majelis taklim kamis sore di empang bogor, masa itu yg mengajar adalah Al Marhum Al Allamah Alhabib Husein bin Abdullah bin Muhsin Alattas dg kajian Fathul Baari.
sisa hari hari saya adalah bershalawat 1000 siang 1000 malam, zikir beribu kali, dan puasa nabi daud as, dan shalat malam berjam jam, saya pengangguran, dan sangat membuat ayah bunda malu.
ayah saya 10 tahun belajar dan tinggal di Makkah, guru beliau adalah Almarhum Al Allamah Alhabib Alwi Al Malikiy, ayah dari Al Marhum Al Allamah Assayyid Muhammad bin Alwi Al Malikiy, ayah saya juga sekolah di Amerika serikat, dan mengambil gelar sarjana di New york university.
almarhum ayah sangat malu, beliau mumpuni dalam agama dan mumpuni dalam kesuksesan dunia, beliau berkata pada saya : kau ini mau jadi apa?, jika mau agama maka belajarlah dan tuntutlah ilmu sampai keluar negeri, jika ingin mendalami ilmu dunia maka tuntutlah sampai keluar negeri, namun saranku tuntutlah ilmu agama, aku sudah mendalami keduanya, dan aku tak menemukan keberuntungan apa apa dari kebanggaan orang yg sangat menyanjung negeri barat, walau aku sudah lulusan New York University, tetap aku tidak bisa sukses di dunia kecuali dg kelicikan, saling sikut dalam kerakusan jabatan, dan aku menghindari itu.
maka ayahanda almarhum hidup dalam kesederhanaan di cipanas, cianjur, Puncak. Jawa barat, beliau lebih senang menyendiri dari ibukota, membesarkan anak anaknya, mengajari anak2nya mengaji, ratib, dan shalat berjamaah.
namun saya sangat mengecewakan ayah bunda karena boleh dikatakan : dunia tidak akhiratpun tidak.
namun saya sangat mencintai Rasul saw, menangis merindukan Rasul saw, dan sering dikunjungi Rasul saw dalam mimpi, Rasul saw selalu menghibur saya jika saya sedih, suatu waktu saya mimpi bersimpuh dan memeluk lutut beliau saw, dan berkata wahai Rasulullah saw aku rindu padamu, jangan tinggalkan aku lagi, butakan mataku ini asal bisa jumpa dg mu.., ataukan matikan aku sekarang, aku tersiksa di dunia ini,,, Rasul saw menepuk bahu saya dan berkata :
munzir, tenanglah, sebelum usiamu mencapai 40 tahun kau sudah jumpa dgn ku.., 
maka saya terbangun..
akhirnya karena ayah pensiun, maka ibunda membangun losmen kecil didepan rumah berupa 5 kamar saja, disewakan pada orang yg baik baik, untuk biaya nafkah, dan saya adalah pelayan losmen ibunda saya.
setiap malam saya jarang tidur, duduk termenung dikursi penerimaan tamu yg cuma meja kecil dan kursi kecil mirip pos satpam, sambil menanti tamu, sambil tafakkur, merenung, melamun, berdzikir, menangis dan shalat malam demikian malam malam saya lewati,
siang hari saya puasa nabi daud as, dan terus dilanda sakit asma yg parah, maka itu semakin membuat ayah bunda kecewa, berkata ibunda saya : kalau kata orang, jika banyak anak, mesti ada satu yg gagal, ibu tak mau percaya pada ucapan itu, tapi apakah ucapan itu kebenaran?.
saya terus menjadi pelayan di losmen itu, menerima tamu, memasang seprei, menyapu kamar, membersihkan toilet, membawakan makanan dan minuman pesanan tamu, berupa teh, kopi, air putih, atau nasi goreng buatan ibunda jika dipesan tamu.
sampai semua kakak saya lulus sarjana, saya kemudian tergugah untuk mondok, maka saya pesantren di Hb Umar bin Abdurrahman Assegaf di Bukit duri jakarta selatan, namun hanya dua bulan saja, saya tidak betah dan sakit sakitan karena asma terus kambuh, maka saya pulang.
ayah makin malu, bunda makin sedih, lalu saya prifat saja kursus bahasa arab di kursus bahasa arab assalafi, pimpinan Almarhum Hb Bagir Alattas, ayahanda dari hb Hud alattas yg kini sering hadir di majelis kita di almunawar.
saya harus pulang pergi jakarta cipanas yg saat itu ditempuh dalam 2-3 jam, dg ongkos sendiri, demikian setiap dua kali seminggu, ongkos itu ya dari losmen tsb.
saya selalu hadir maulid di almarhum Al Arif Billah Alhabib Umar bin Hud alattas yg saat itu di cipayung, jika tak ada ongkos maka saya numpang truk dan sering hujan hujanan pula.
sering saya datang ke maulid beliau malam jumat dalam keadaan basah kuyup, dan saya diusir oleh pembantu dirumah beliau, karena karpet tebal dan mahal itu sangat bersih, tak pantas saya yg kotor dan basah menginjaknya, saya terpaksa berdiri saja berteduh dibawah pohon sampai hujan berhenti dan tamu tamu berdatangan, maka saya duduk dil;uar teras saja karena baju basah dan takut dihardik sang penjaga.
saya sering pula ziarah ke luar batang, makam Al Habib husein bin Abubakar Alaydrus, suatu kali saya datang lupa membawa peci, karena datang langsung dari cipanas, maka saya berkata dalam hati, wahai Allah, aku datang sebagai tamu seorang wali Mu, tak beradab jika aku masuk ziarah tanpa peci, tapi uangku pas pasan, dan aku lapar, kalau aku beli peci maka aku tak makan dan ongkos pulangku kurang..,
maka saya memutuskan beli peci berwarna hijau, karena itu yg termurah saat itu di emperan penjual peci, saya membelinya dan masuk berziarah, sambil membaca yaasin utk dihadiahkan pada almarhum, saya menangisi kehidupan saya yg penuh ketidak tentuan, mengecewakan orang tua, dan selalu lari dari sanak kerabat, karena selalu dicemooh, mereka berkata : kakak2mu semua sukses, ayahmu lulusan makkah dan pula new york university, koq anaknya centeng losmen..
maka saya mulai menghindari kerabat, saat lebaranpun saya jarang berani datang, karena akan terus diteror dan dicemooh.
walhasil dalam tangis itu saya juga berkata dalam hati, wahai wali Allah, aku tamumu, aku membeli peci untuk beradab padamu, hamba yg shalih disisi Allah, pastilah kau dermawan dan memuliakan tamu, aku lapar dan tak cukup ongkos pulang..,
lalu dalam saya merenung, datanglah rombongan teman teman saya yg pesantren di Hb Umar bin Abdurrahman Assegaf dg satu mobil, mereka senang jumpa saya, sayapun ditraktir makan, saya langsung teringat ini berkah saya beradab di makam wali Allah..
lalu saya ditanya dg siapa dan mau kemana, saya katakan saya sendiri dan mau pulang ke kerabat ibu saya saja di pasar sawo, kb Nanas Jaksel, mereka berkata : ayo bareng saja, kita antar sampai kebon nanas, maka sayapun semakin bersyukur pada Allah, karena memang ongkos saya tak akan cukup jika pulang ke cipanas, saya sampai larut malam di kediaman bibi dari Ibu saya, di ps sawo kebon nanas, lalu esoknya saya diberi uang cukup untuk pulang, sayapun pulang ke cipanas..
tak lama saya berdoa, wahai Allah, pertemukan saya dg guru dari orang yg paling dicintai Rasul saw, maka tak lama saya masuk pesantren Al Habib Hamid Nagib bin Syeikh Abubakar di Bekasi timur, dan setiap saat mahal qiyam maulid saya menangis dan berdoa pada Allah untuk rindu pada Rasul saw, dan dipertemukan dg guru yg paling dicintai Rasul saw, dalam beberapa bulan saja datanglah Guru Mulia Al Musnid Al Allamah Al Habib Umar bin Hafidh ke pondok itu, kunjungan pertama beliau yaitu pd th 1994.
selepas beliau menyampaikan ceramah, beliau melirik saya dg tajam.., saya hanya menangis memandangi wajah sejuk itu.., lalu saat beliau sudah naik ke mobil bersama almarhum Alhabib Umar maula khela, maka Guru Mulia memanggil Hb Nagib Bin Syeikh Abubakar, Guru mulia berkata bahwa beliau ingin saya dikirim ke Tarim Hadramaut yaman untuk belajar dan menjadi murid beliau,
Guru saya hb Nagib bin syeikh abubakar mengatakan saya sangat belum siap, belum bisa bahasa arab, murid baru dan belum tahu apa apa, mungkin beliau salah pilih..?, maka guru mulia menunjuk saya, itu.. anak muda yg pakai peci hijau itu..!, itu yg saya inginkan.., maka Guru saya hb Nagib memanggil saya utk jumpa beliau, lalu guru mulia bertanya dari dalam mobil yg pintunya masih terbuka : siapa namamu?, dalam bahasa arab tentunya, saya tak bisa menjawab karena tak faham, maka guru saya hb Nagib menjawab : kau ditanya siapa namamu..!, maka saya jawab nama saya, lalu guru mulia tersenyum..
keesokan harinya saya jumpa lagi dg guru mulia di kediaman Almarhum Hb bagir Alattas, saat itu banyak para habaib dan ulama mengajukan anaknya dan muridnya untuk bisa menjadi murid guru mulia, maka guru mulia mengangguk angguk sambil kebingungan menghadapi serbuan mereka, lalu guru mulia melihat saya dikejauhan, lalu beliau berkata pada almarhum hb umar maula khela : itu.. anak itu.. jangan lupa dicatat.., ia yg pakai peci hijau itu..!,
guru mulia kembali ke Yaman, sayapun langsung ditegur guru saya hb Nagib bin syekh abubakar, seraya berkata : wahai munzir, kau harus siap siap dan bersungguh sungguh, kau sudah diminta berangkat, dan kau tak akan berangkat sebelum siap..
dua bulan kemudian datanglah Almarhum Alhabib Umar maula khela ke pesantren, dan menanyakan saya, alm hb umar maulakhela berkata pada hb nagib : mana itu munzir anaknya hb Fuad almusawa?, dia harus berangkat minggu ini, saya ditugasi untuk memberangkatkannya, maka hb nagib berkata saya belum siap, namun alm hb umar maulakhela dg tegas menjawab : saya tidak mau tahu, namanya sudah tercantum untuk harus berangkat, ini pernintaan AL Habib Umar bin Hafidh, ia harus berangkat dlm dua minggu ini bersama rombongan pertama..
saya persiapkan pasport dll, namun ayah saya keberatan, ia berkata : kau sakit sakitan, kalau kau ke Mekkah ayah tenang, karena banyak teman disana, namun ke hadramaut itu ayah tak ada kenalan, disana negeri tandus, bagaimana kalau kau sakit?, siapa yg menjaminmu..?,
saya pun datang mengadu pd Almarhum Al Arif billah Alhabib Umar bin hud Alattas, beliau sudah sangat sepuh, dan beliau berkata : katakan pada ayahmu, saya yg menjaminmu, berangkatlah..
saya katakan pada ayah saya, maka ayah saya diam, namun hatinya tetap berat untuk mengizinkan saya berangkat, saat saya mesti berangkat ke bandara, ayah saya tak mau melihat wajah saya, beliau buang muka dan hanya memberikan tangannya tanpa mau melihat wajah saya, saya kecewa namun saya dg berat tetap melangkah ke mobil travel yg akan saya naiki, namun saat saya akan naik, terasa ingin berpaling ke belakang, saya lihat nun jauh disana ayah saya berdiri dipagar rumah dg tangis melihat keberangkatan saya…, beliau melambaikan tangan tanda ridho, rupanya bukan beliau tidak ridho, tapi karena saya sangat disayanginya dan dimanjakannya, beliau berat berpisah dg saya, saya berangkat dg airmata sedih..
saya sampai di tarim hadramaut yaman dikediaman guru mulia, beliau mengabsen nama kami, ketika sampai ke nama saya dan beliau memandang saya dan tersenyum indah,
tak lama kemudian terjadi perang yaman utara dan yaman selatan, kami di yaman selatan, pasokan makanan berkurang, makanan sulit, listrik mati, kamipun harus berjalan kaki kemana mana menempuh jalan 3-4km untuk taklim karena biasanya dg mobil mobil milik guru mulia namun dimasa perang pasokan bensin sangat minim
suatu hari saya dilirik oleh guru mulia dan berkata : Namamu Munzir.. (munzir = pemberi peringatan), saya mengangguk, lalu beliau berkata lagi : kau akan memberi peringatan pada jamaahmu kelak…!
maka saya tercenung.., dan terngiang ngiang ucapan beliau : kau akan memberi peringatan pada jamaahmu kelak…?, saya akan punya jamaah?, saya miskin begini bahkan untuk mencuci bajupun tak punya uang untuk beli sabun cuci..
saya mau mencucikan baju teman saya dg upah agar saya kebagian sabun cucinya, malah saya dihardik : cucianmu tidak bersih…!, orang lain saja yg mencuci baju ini..
maka saya terpaksa mencuci dari air bekas mengalirnya bekas mereka mencuci, air sabun cuci yg mengalir itulah yg saya pakai mencuci baju saya
hari demi hari guru mulia makin sibuk, maka saya mulai berkhidmat pada beliau, dan lebih memilih membantu segala permasalahan santri, makanan mereka, minuman, tempat menginap dan segala masalah rumah tangga santri, saya tinggalkan pelajaran demi bakti pada guru mulia membantu beliau, dengan itu saya lebih sering jumpa beliau.
2 tahun di yaman ayah saya sakit, dan telepon, beliau berkata : kapan kau pulang wahai anakku..?, aku rindu..?
saya jawab : dua tahun lagi insya Allah ayah..
ayah menjawab dg sedih ditelepon.. duh.. masih lama sekali.., telepon ditutup, 3 hari kemudian ayah saya wafat..
saya menangis sedih, sungguh kalau saya tahu bahwa saat saya pamitan itu adalah terakhir kali jumpa dg beliau.. dan beliau buang muka saat saya mencium tangan beliau, namun beliau rupanya masih mengikuti saya, keluar dari kamar, keluar dari rumah, dan berdiri di pintu pagar halaman rumah sambil melambaikan tangan sambil mengalirkan airmata.., duhai,, kalau saya tahu itulah terakhir kali saya melihat beliau,., rahimahullah..[/i]
tak lama saya kembali ke indonesia, tepatnya pada 1998, mulai dakwah sendiri di cipanas, namun kurang berkembang, maka say mulai dakwah di jakarta, saya tinggal dan menginap berpindah pindah dari rumah kerumah murid sekaligus teman saya, majelis malam selasa saat itu masih berpindah pindah dari rumah kerumah, mereka murid2 yg lebih tua dari saya, dan mereka kebanyakan dari kalangan awam, maka walau saya sudah duduk untuk mengajar, mereka belum datang, saya menanti, setibanya mereka yg cuma belasan saja, mereka berkata : nyantai dulu ya bib, ngerokok dulu ya, ngopi dulu ya, saya terpaksa menanti sampai mereka puas, baru mulai maulid dhiya’ullami.., jamaah makin banyak, mulai tak cukup dirumah rumah, maka pindah pindah dari musholla ke musholla,. jamaah makin banyak, maka tak cukup pula musholla, mulai berpindah pindah dari masjid ke masjid,
lalu saya membuka majelis dihari lainnya, dan malam selasa mulai ditetapkan di masjid almunawar, saat itu baru seperempat masjid saja, saya berkata : jamaah akan semakin banyak, nanti akan setengah masjid ini, lalu akan memenuhi masjid ini, lalu akan sampai keluar masjid insya Allah.. jamaah mengaminkan..
mulailah dibutuhkan kop surat, untuk undangan dlsb, maka majelis belum diberi nama, dan saya merasa majelis dan dakwah tak butuh nama, mereka sarankan majelis hb munzir saja, saya menolak, ya sudah, majelis rasulullah saw saja,
kini jamaah Majelis Rasulullah sudah jutaan, di Jabodetabek, jawa barat, banten, jawa tengah, jawa timur, bali, mataram, kalimantan, sulawesi, papua, singapura, malaysia, bahkan sampai ke Jepang, dan salah satunya kemarin hadir di majelis haul badr kita di monas, yaitu Profesor dari Jepang yg menjadi dosen disana, dia datang keindonesia dan mempelajari bidang sosial, namun kedatangannya juga karena sangat ingin jumpa dg saya, karena ia pengunjung setia web ini, khususnya yg versi english..
sungguh agung anugerah Allah swt pada orang yg mencintai Rasulullah saw, yg merindukan Rasulullah saw…
itulah awal mula hamba pendosa ini sampai majelis ini demikian besar, usia saya kini 38 tahun jika dg perhitungan hijriah, dan 37 th jika dg perhitungan masehi, saya lahir pd Jumat pagi 19 Muharram 1393 H, atau 23 februari 1973 M.
perjanjian Jumpa dg Rasul saw adalah sblm usia saya tepat 40 tahun, kini sudah 1432 H,
mungkin sblm sempurna 19 Muharram 1433 H saya sudah jumpa dg Rasul saw, namun apakah Allah swt akan menambah usia pendosa ini..?
Wallahu a’lam 
Adapun guru-guru beliau antara lain:
-Habib Umar bin Hud Al-Athas (cipayung)
-Habib Aqil bin Ahmad Alaydarus
-Habib Umar bin Abdurahman Assegaf -Habib Hud Bagir Al-Athas
-Al Ustadz Al-Habib Nagib bin Syeikh Abu Bakar (Pesantren Al-Khairat)
-Al Imam Al Allamah Al Arifbillah Al Hafidh Sayyidi Syarif Al-Habib Umar bin Muhammad bin Hafidh bin Syeikh Abu Bakar bin Salim (Rubath Darul Mustafa,Hadramaut)
juga sering hadir di majelisnya Al-Allamah Al-Arifbillah Al-Habib Salim Asy-Syatiri (Rubath Tarim).
Dan yang paling berpengaruh didalam membentuk kepribadian beliau adalah Guru mulia Al-Imam Al-Allamah Al-Hafizh Al-Arifbillah Sayyidi Syarif Al-Habib Umar bin Muhammad bin Hafidh bin Syeikh Abu Bakar bin Salim.
Salah satu sanad Guru beliau adalah:
Al-Habib Munzir bin fuad Al-Musawa berguru kepada Guru Mulia Al-Imam Al-Allamah Al-Hafizh Al-Musnid Al-Arifbillah Sayyidi Syarif Al-Habib Umar bin Muhammad bin Hafidh bin Syeikh Abu Bakar bin Salim,
Dan beliau berguru kepada Al-Allamah Al-Musnid Al-Habib Abdulqadir bin Ahmad Assegaf,
Dan beliau berguru kepada Al-Allamah Al-Musnid Al-Habib Abdullah Assyatiri,
Dan beliau berguru kepada Al-Allamah Al-Hafizh Al-Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi (simtuddurar),
Dan beliau berguru kepada Al-Allamah Al-Musnid Al-Habib Abdurrahman Al-Masyhur (shohibulfatawa),
Dan beliau berguru kepada Al-Allamah Al-Hafizh Al-Habib Abdullah bin Husen bin Thohir,
Dan beliau berguru kepada Al-Allamah Al-Hafizh Al-Habib Umar bin Seggaf Assegaf,
Dan beliau berguru kepada Al-Allamah Al-Musnid Al-Habib Hamid bin Umar Ba’alawiy,
Dan beliau berguru kepada Al-Allamah Al-Habib Al-Hafizh Ahmad bin Zein Al-Habsyi,
Dan beliau berguru kepada Al-Imam Al-Allamah Al-Hafizh Al-Habib Abdullah bin Alawi Al-Haddad (shohiburratib),
Dan beliau berguru kepada Al-Allamah Al-Musnid Al-Habib Husein bin Abubakar bin Salim,
Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Imam Al-Allamah Al-Habib Abubakar bin Salim (fakhrulwujud),
Dan beliau berguru kepada Al-Allamah Al-Hafizh Al-Habib Ahmad bin Abdurrahman Syahabuddin,
Dan beliau berguru kepada Al-Allamah Al-Hafizh Al-Habib Abdurrahman bin Ali (Ainulmukasyifiin),
Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Allamah Al-Musnid Al-Habib Ali bin Abubakar (assakran),
Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Allamah Al-Hafizh Al-Habib Abubakar bin Abdurrahman Assegaf,
Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Allamah Al-Hafizh Al-Habib Abdurrahman Assegaf,
Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Allamah Al-Musnid Al-Habib Muhammad Mauladdawilah,
Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Allamah Al-Musnid Al-Habib Ali bin Alwi Al-ghayur,
Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Allamah Al-Hafizh Al-Imam faqihilmuqaddam Muhammad bin Ali Ba’alawiy,
Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Allamah Al-Imam Ali bin Muhammad Shahib Marbath,
Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Allamah Al-Imam Muhammad Shahib Marbath bin Ali,
Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Allamah Al-Imam Ali Khali’ Qasam bin Alwi,
Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Allamah Al-Imam Alwi bin Muhammad,
Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Allamah Al-Imam Muhammad bin Alwi,
Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Allamah Al-Imam Alwi bin Ubaidillah,
Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Allamah Al-Imam Ubaidillah bin Ahmad Al-Muhajir,
Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Allamah Al-Imam Ahmad Al-Muhajir bin Isa Arrumiy,
Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Allamah Al-Imam Isa Arrumiy bin Muhammad Annaqib,
Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Allamah Al-Imam Muhammad Annaqib bin Ali Al-Uraidhiy,
Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Allamah Al-Imam Ali Al-Uraidhiy bin Ja’far Asshadiq,
Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Allamah Al-Imam Ja’far Asshadiq bin Muhammad Al-Baqir,
Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Allamah Al-Imam Muhammad Al-Baqir bin Ali Zainal Abidin,
Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Allamah Al-Imam Ali Zainal Abidin Assajjad,
Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Imam Husein ra,
Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Imam Ali bin Abi Thalib ra,
Dan beliau berguru kepada Semulia-mulia Guru, Sayyidina Muhammad Rasulullah SAW, maka sebaik-baik bimbingan guru adalah bimbingan Rasulullah SAW.
Sanad guru beliau sampai kepada Rasulullah SAW, begitu pula nasabnya.
Silsilah/nasab habib munzir :
Munzir bin Fuad bin Abdurrahman bin Ali bin Abdurrahman bin Ali bin Aqil bin Ahmad bin Abdurrahman bin Umar bin Abdurrahman bin Sulaiman bin Yaasin bin Ahmad Almusawa bin Muhammad Muqallaf bin Ahmad bin Abubakar Assakran bin Abdurrahman Assegaf bin Muhammad Mauladdawilah bin Ali bin Alwi Alghayur bin Muhammad Faqihil Muqaddam bin Ali bin Muhammad Shahib Marbath bin Ali Khali’ Qasim bin Alwi bin Muhammad bin Alwi bin Ubaidillah bin Ahmad Almuhajir bin Isa Arrumiy bin Muhammad Annaqibm Ali Al Uraidhiy bin Jakfar Asshadiq bin Muhammad Albaqir bin ALi Zainal Abidin bin Husein Dari Sayyidatina Fathimah Azahra Putri Rasul saw.
Demikian biografi singkat ini di buat.Mohon maaf apabila ada kesalahan.