Sabtu, 10 Februari 2018

sepupu ibu saya Kak Cik Rohana Bt Dt Murni M. Thaib meninggal jumat pukul 1.00 wib dini hari di Anggut-BKL &

dapat kbr dari @Jessica Indah Ridwan pertama, trus dari WA adek2.....dpt nope dang @Harlie lsg telpon deh ikut berduka cita, kebetulan disitu ada Om HAGWAN masih ada dirumah duka......

  1. -Cerita Kak Cik Rohana-sepupu Emak (Bapak dua beradik kandung) , Datuk Mahmud Suka  Bandung-Bintuhan Bengkulu Selatan dan kakaknya Datuk M,Thaib (Pak Ngah Lilis)
  2. Kak Cik Rohana ini baiknya bukan main-main , dahulu , dikit saja yaa: Emak pernah bercerita kalau  sepupunya ini baik sekali, dulu sewaktu emak baru menikah dengan Abah-diboyong dari Sumatera ke Jakarta tinggal dirumah Bibinya Abah Cik Itam dari Muara Tetap, desa Abah-sewaktu Abah berlayar dititiplah si Emak dirumah bibinya itu. Suatu ketika Cik Itam ada bercerita tentang masa lalu Abah yang konon kabarnya sudah punya isteri dari Palembang dan punya anak laki-laki, bagaikan petir Emak sontak kaget, nggak siap menerima kabar berita seperti itu langsung menangis dan akhirnya jatuh sakit. Cik Itam panik luar biasa-dipanggilah saudara Emak yang ada di Jakarta , Paman Suardi MT (dulu belum menikah)   lupa kayaknya tahun 1966 aku belum lahir, dan kakak Paman Suardi, Kak Cik Rohana MT tinggal di daerah Sumur Batu-Jakarta. Pernah antara tahun 2012-2013 aku dan adik Noprizal (adik nomor 7 bungsu) abis Hari Raya Lebaran Idul Fitri- ceritanya napak tilas (suami dan anak2 udah pulang duluan by kendaraan panther sporty karena mengejar waktu). dinas di RS Daerah Bengkulu dan tinggal di Bengkulu kebetulan adinda Noprijzal Dermawan dapat PNS jebolan ATEM Negri Jakarta Mampir kerumah Kak Cik Rohana (kami disuruh panggil Bunda Rohana, kalo Kak Cik-sebutan buat Emak kepadanya), Bunda Rohana bercerita ketika Emak dibawa kerumah Bunda di Sumur Batu, karena Emak nangis terus mengingat- ngingat perkataan Cik Itam tiap hari -ada tidak jauh dari rumah Bunda seorang Pegawai masih bujang yang tertarik kepada Emak yang polos, rambut panjang, badannya bagus, kulitnya kuning langsat, tanpa make-up juga kelihatan cantik-kemudian tertarik. Bertanya dimana suaminya (Abah), Bunda bilang pergi berlayar. Tetangga tersebut menawarkan bantuan membawa kerumah sakit-Bunda Rohana sudah memberi izin-tetapi Emak menolak.Cerita hanya sampai disana, kalo berlanjut mungkin aku dan adik-adik enggak pernah ada, hehehehehe......
  3. Khusus dengan Ramos ini (Photo pada picture), aku ada sangkutan uang -tidak banyak sih , aku berjanji mengembalikannya setelah punya uang tapi sampai saat ini belum terselesaikan, adapun uang tersebut aku peruntukan buat uang semesteran Nurun Nadia putri tukang ojek daripada Makbul Pharma Mudiah, kuliah di Universitas Pajajaran Bandung, memang perjanjian perikatan tidak ada namun dalam waktu cepat akan aku selesaikan biar si Nadin tenang juga dia belajar, hanya bersimpati saja alasan lain walaupun ada tetap tidak akan aku ceritakan disini, yang kebetulan bersahabat dengan orang tuanya.


-Selamat jalan Bunda Rohana MT semoga amal ibadahmu diterima disisi Allah Subhana Wataalla dan Semoga Khusnul Khotimah, Aminnnn Yarobbb.

4.    Pertemuan dengan anak Kak Cik Rohana Bt Dt H. Murni MT, Ramos Irawadi bin Suardi Thaib di Bali pada waktu adik spp saya itu ditugaskan Kemenkeu RI Pusat ke Kawil Direktorat Pajak  Cabang Bali di Jalan bersebelahan dengan @RS BROS, 














Blog tentang keluarga besar Datuk  MT DAN DATUK MAHMUD SUKA BANDUNG INI, cukup unik, karena ditulis dengan alur pikir dan pandangan penulisan yang cukup hati-hati & bersumber pada bertutur pada cerita sejarah hidup dua orang yang bersepupu (Ibunda Hajjah Zatiyah bt Dt Mahmud & Makdang Rohana Bt Dt Hj MT di Jakarta, yang kemudian berlanjut di generasi kedua yang juga bersaudara sepupu (yakni anak-anak mereka,  Wodang Atun dan Ramos di Bali), yang apa adanya.realita masyarakat dan kebiasaan-kebiasaan ala Sumatera yang hidup diperantauan memang makin mempererat hubungan kekerabatan, saya selaku Putri  Bengkulu /Sumatera mengerti karakter daerah Bintuhan- Kaur- Bengkulu dan hubungan kekerabatan ini masih perlu diadopsi oleh generasi setelah kami, seperti anak-anak saya dan anak-anak Enda Hajjah Rohana Bt Dt. MT, Ibunda Hajjah Zatiyah Bt Dt. Mahmud, Ibunda Hajjah Maiza Bt Mahmud-Pak Ibu Zainul Aripin, Docik Ramos- Iin, Dang Yayat, Dang Yoyon, Dang Gunawan Santri (Alm)- Wodang Suti Suci, dan anak  keponakan beserta cucung-cucung sekaban. 













    Saya sebel dan kaget dalam pembicaraan via whatshap dengan teman sekantor, sebentar dulu yah, yang namanya dukun itu tempo doeloe sampe tempo sekarang memang selalu menjadi bahan pergunjingan masyarakat. nah langsung saja nggih, sepupu saya itu (Ramos) yang jebolan  S2-Colorado- beasiswa, bilang teman saya terkena santet!, kemungkinan ada yang mengincar jabatannya, mangkanya beliau dibikin sakit. Wallahu Alam  Bissawab nggih.Sesuai dengan tuntutan pasar saat ini banyak dukun baru yang muncul,. Gelar mereka pun macam-macam. Tetapi yang jelas gelar tersebut bukan dari perguruan tinggi, namun berasal dari wangsit.Disamping itu dukun sekarang harus punya hand phone, biar comunication with the client always smooth, Emak saya dulu pernah cerita, kalau beliau pernah juga dikirimi guna-guna namun dengan pengobatan yang telaten, sabar dan ikhlas emak pun terlepas dari kiriman guna-guna tersebut, jadi keluarga besar emak itu memang sudah langganan , mungkin banyak banget yang iri dan dengki atas keberhasilan yang didapat keluarga  besar pihak  emak & Abah (almh/alm), sebenarnya dari cerita-cerita orangtua kami dulu, cerita nenek Hajjah Madiyah Bt Dt Yahya isteri Datuk Mahmud, orang-orang yang iri dengan sengaja mengirimi pelet, gendam, pengasih, santet, akan mental sendiri kepada orang yang mengirim, apabila kita sabar, rajin berobat dan berdoa kepada Allah SWT, percaya tidak percaya nggih. 

Yowess, insyaallah sepupuku sembuh dan apabila  masih dipercaya mengemban tugas kembali bekerja seperti biasa, mungkin akan saya bawa ke kenalan saya, insyaallah lho ya, akan saya perkenalkan dengan Pak Kyai Abah Haji Jayadi Fawaid, keturunan langsung dari Kanjeng Nabi Muhammad SAW, Wallahu Alam Bissawab.