Sabtu, 15 Desember 2012

Buku Buluk-nya Harri Purnomo (Koleksi Langka)


9 Desember yang baru lalu, Festival Pembaca Indonesia digelar Goodreads Indonesia di Pasar Festival, Kuningan, Jakarta. Kalau aku kebetulan di Jakarta pasti aku sudah nongkrong disitu menghabiskan waktu tinimbang jalan2 ke mall yang selalu dan melulu memborong barang perempuan, aku bukan Septy, adeku yang hobby untuk itu. Sewaktu ikut suami seminar kembali ke Denpasar tanggal 6 Desember 2012,sementara pameran dan festival buku esoknya, kalau aku tau sebelomnya pasti aku ganti haluan, walau agak main paksa sedikit dengan suami, biasanya suami luluh pada akhirnya karena ketidak tauanku jadinya ya tidak menghadiri.Buku Buluknya mas Harri Purnomo, panggilannya mas Gieb, kog Gieb ya, hehehe,kayak sabun, qiqiqiqi Terutama yang karangan Almarhum Pramoedya Ananta Toer yang Tetralogi itu ( Bumi Manusia, Anak Semua Bangsa, Jejak Langkah, & Rumah Kaca),aku punya baru dua sahaja, Bumi Manusia & Jejak Langkah sisanya belum hunting lagi. Kalo RoalD Dahl, Astrid LinDGren,dan karangan kesukaanku ada banyak Waw, sungguh Mantaaap. Koleksi Mas Gieb Katanya yang  paling mahal buku Pramoedya Ananta Toer, sayap kiri sekali, pada masa era Soekarno buku ini dilarang edar, sementara Pram sendiri maseh dibalik jeruji besi. Miris, khan....???, Buku buluk koleksi HarriPurnomo menjadi saksi sejarah para pemikir terlupakan. Semua berhaluan kiri, memang bikin penasaran, aku pun juga begitu, ketika disodori teman (koleksi pacarnya nun jauh di seberang sana pacaran long distance yang kemudian "putus"!),Temanku itu berceloteh, iya pacarku bilang ini buku tidak bersedar di toko-toko yang dijual bebas namun ditempat- tempat tertentu yang tidak bisa di "endus" pemerintah, aku langsung tertarik untuk memiliki dan kemudian membacanya.Setiap aku bepergian selalu kutanyakan di setiap toko buku di pasar gelap yang kutemui, namun nihil, alhasil aku biasanya membeli buku lainnya yang juga menarik minatku.

Buku2 berhaluan kiri yang semp[at menjadi momok Orba adalah karya D.N Aidit termasuk yang amat langka. Kalau pun ada , buku tersebut tidak berbentuk karangan aseli , melainkan berformat seri pemikiran sejarah atau biografi tokoh pergerakan (PKI), Gieb mengakui, tulisan para pemikir dengan lebel kiri tersebut kini jarang dipublikasikan secara masf. Salah satunya karena tidak sesuai selera pasar." Pasar buku "kiri" memang tipis banget (untung), juga bisa diitung dengan jari.Umumnya kolektor," tutur si Gieb.Penerbit buku2 "kiri" setali tiga uang. Jarang yang punya modal kuat sehingga berani "melawan arus" pasar.Bahkan tahun depan ada yang mau tutup karena tak kuat lagi. Ternyata sarjana Fakultas Ilmu administrasi Unbraw ini rajin "blusukan pasar buku loak. Tapi berkat ketekunannya itu kini dia memiliki koleksi buku kiri sebanyak 600 buah buku kiri,yang dianggap langka, hmmmmm   pinjem dooooong, Har,hahahahaha. Aku juga punya beberapa....tapi tentu sahaja tidak sebanyak koleksi Harri Purnomo alias Gieb & Insinyur Haryoto Koento (Almarhum).

Menurut Harri lagi. Buku2 kiri yang ia dapatkan kurang lebihnya dapat dicari sekitar/ wilayah yang dikelilingi markas militer. Diantaranya Malang, Solo, Jogja, dan Bandung."Banyak Jenderal zaman dulu yang jadi kolektor buku kiri itu. Buku kiri (saya) ini dulu koleksi para Jenderal tersebut. Makanya buku2 itu selamat dari razia dan tidak ikut dibakar."lanjut Gieb.Ada lagi pernah punya Catatan Harian Soe Hok Gie, nggak teman2, aku sempat punya dulu beli di bandung, di Palasari , Pasar buku , nah ternyata Soe Hok Gie ini pernah menjadi pemilik daripada buku Safe Conduct karangan novelis Rusia, Boris Leonidovich Pusternak.Apa yang menarik dari buku bersampul merah itu..? ternyata ada tulisan tangan dari mendiang Soe Hok gie, "Djakarta 29 Nopember 1960. Soe Hok Gie. Ditukar dengan kartjis sandiwara dari Irawan.Sementara Gieb menemukannya di Pasar loak Senen. Ada Kenanganku juga sewaktu aku jadi pegawai titipan di Kanwil Jakarta Jalan Kesehatan Raya No. 10, waktu itu aku baru pulang dari tugas proyek kantorku itu, proyek CPOB (Cara Pelatihan Obat Yang Baik), pulang dengan membawa duit hasi pembagian daripada Kak Eva Lestari, Apt, duit itu ada dalam kantongku sebesar delapan ratus ribu, aku jalan2 ke pasar loak Senen, melihat2 buku, kemudian ada buku yang menarik perhatian, Scernmernhorn, si pengkhianat rakyat Atjeh itu lho (yang pura2 masuk islam), aku tahu abang penjualnya orang Batak, kontan aku tawar menawar sama dia plus menyanyikan lagu Batak , alhasil aku pulang ,membawa buku seharga tidak lebih 20 ribu rupiah, sampai kereta aku tertawa2 senang.Begitulah kalo aku ingin mendapatkan apa yang aku pingin, kudekati dahulu penjualnya, obral-obrol, panjang dan lebar, ada canda gurauan disitu dan biasanya kalau sudah si Abang terpedaya masuklah aku disitu, dan berhasil, tapi kebanyakan aku membawa pulang buku2 berbahasa Belanda. Alhasil Ibundaku marah2, karena rumahnya yang di Depok penuh dengan macam2 buku koleksiku, sehingga membuat penuh.Kalau sudah begitu aku diamkan sahaja toh nanti ibuku juga diam dengan sendirinya, kalau pun aku telah kembali ke Denpasar Bali, buku2 koleksiku tidak akan dibuangnya apalagi diberikan cuma2 ibuku tahu anaknya ini sering bolak balik ke Jakarta untuk satu urusan, sampai sekarang buku2ku tersusun rapih ditempatnya justeru bukuku itu dianggap  pengganti diriku,...

Kalau buku Tan Malaka aku hanya punya satu, judulnya aku lupa, memang yang aku tahu dia seorang yang pemberani, kalau aku nggak salah dari Penjara ke Penjara juga, iya benar bukunya amat tipis seolah tiada berharga, tapi tetap kusimpan juga sama halnya dengan Gieb ini.

Buku2 Aidit yang dikoleksi Gieb ini, Revolusi Indonesia: Latar Belakang Sedjarah dan hari depannya (1964),Djalan Ke Demokrasi Rakjat Bagi Indonesia (1955), Tentang Marxisme (1964), dan  Kibarkan Tinggi Pandji Revolusi (1964), kata Gieb dia masih akan memburu buku karangan Aidit lagi,Alhasil buku koleksiku, Bandoeng Tempo Doeloe (1984-1985),buku ini ditujukan untuk mengenang ibunda Siti Kadariah Kunto, 1902-1983) sementara aku dapat di tahun 1988, sewaktu baru tiba di kota Bandung.Buku Semerbak Bunga Di Bandung Raya ( th 1986), aku dapatnya pada 15 Oktober 1989 dengan Terjemahan Alqur'an seharga 17 ribu rupiah,karangan Mas Insinyur Haryoto Kunto (almarhum), pasti Mas Gieb tidak memiliki aku hunting yang di pasar buku Pala Sari, buku2 tsb telah dihargai satu juta rupiah karena PT. Granesia mencetaknya terbatas.Namun apapun namanya barang kenangan apalagi isinya banyak kenangan tentu sahaja tidak akan kulepas, termasuk barang langka.

Sebetulnya memburu buku2 dari pengarang terkenal atau sekedar jalan2 iseng bukan menjadi sebuah hobby, tetapi lama kelamaan aku kog merasa menjadi suatu kebutuhan apalagi aku seringkali bepergian ikut suami dan kadang pula sendirian, pernah juga dengan anak terkecil, pernah ke Jogjakarta menengok adiku Lenny sewaktu mengambil jurusan apoteker di Gama, di Pasar buku Bringhardjo , Shopping pada 20 April 2002 aku dapatkan beberapa serial HB.Jassin Buku Kumpulan Kesusasteraan Indonesia Modern Essay-nya (seharga 35 ribu), dan Buku Pujangga Lama dan Baru. Justeru Buku Tafsir daripada HB. Jassin yang kontroversial itu aku dapat di Toko Buku menjual alat2 sembahyang didepan Mesjid Ukuwah di Jalan Pulau Kalimantan, Denpasar Bali.Buku itu kini masih di temanku, dan sedang dibawanya ke Jawa Timur, aku sayang sekali dengan buku Tafsir milik HB.Jassin berkulit Tebal dan berwarna merah itu.Pengarang wanita, NH. Dhini pun memilikinya, sama persis, tapi dia dapat langsung dari pengarangnya kalau aku lewat hunting dan blusukan,hehehehehe.

Bicara soal buku memang tiada habis2nya, bagaimana kecintaan dengan buku begitu juga dengan isi buku itu sendiri, kita serasa menjelajah ke suatu pulau atau dibawa jalan2, berkelana lebih jauh kedunia virtual.Membuka2 catatan manusia2 laen lewat imajinasi mereka, terhibur sendiri, kadang dibuat takjub, terheran2, tertawa2 kalau merasa buku yang dibaca itu lucu, tertegun, tercengang2 seperti halnya Tafsir Al Azhar,karangan BUYA HAMKA  aku mendapatinya ketika ikut suami seminar HATTI di kota Jogyakarta. Alhamdulillah aku mendapatkannya buku dari juz I s/d XXX,( sekarang masih sengaja kutitipkan di rumah pak Ustadz Aziz, ketua pengajian Wadah Silaturahmi di Jalan Menuri Persada Sari Denpasar- Bali) biar ditansfer isi daripada buku tafsir itu ke teman2 pengajian wadah silaturahmi Denpasar, walau terbitan baru daripada Penerbit Pustaka Panjimas, jakarta th 2005, Subhanallah.Membawa pulangnya ke Pulau Bali berat bana pake jalan kaki pula, tapi untunglah suami selalu mau membantu aku, Alhamdulillah yaa, really something.



Ada beberapa buku2 Tafsir Al Azhar cetakan I, II, dan III, aku dapatkan di sebuah toko buku lama (Simpang Pasar Blauran, Surabaia) sekaligus membuka pertjetakan di kota Surabaia,cetakan Panji Masyarakat th 1975 harga masih murah untuk jaman sekarang 5500 perak, utuk juz'u 5, sebetulnya aku punya dua buah buku yang Juz'u 5 ,juz'u XII aku punya dua buah buku (yang satu aku beli sendiri, dan yang satu lagi dibelikan Indriyani,kenalan apotekerku yang sering main kerumah)seharga 7250 rupiah dan Indri  membelinya seharga 15 ribu rupiah karena kurang dikenal. Sedang berkulit kuning isinya tentang Nabi Yusuf yang bajunya dicabik2 isteri raja dibawa Ayahanda temanku pulang ke Atjeh, dia pegawai Rumah Sakit Pertamina Medan (tak apalah yang penting didalam isi buku itu pesannya sampai ke orang yang membacanya), temanku memberiku kaset Melayu Deli, "Pucuk Pisang", tapi bagiku bukan barter, berbeda dengan Ayahnya yang pinjam, kalu Inong, anaknya memberi pemberian berupa kaset, tentu berbeda. Aku mengkoleksi buku2 bukannya apa2, aku hanya ingin membacanya sahaja.Bahkan di buku Buya Hamka yang di Juz'u 5, aku merasa harus membacanya berulang-ulang, kepada ananda, sahabat, suami, kubacakan mereka sampai bosan. Baiklah segera kukutip barang beberapa lembaran daripada Tafsir Al Azhar, check it out, Sembahyang Pada Waktunya Yang Tertentu.Di waktu penulis tafsir "Al Azhar" ini dalam tahanan, karena sakit lalu dirawat dirumah sakit 17 bulan lamanya. Pada masa itu adalah seorang Dokter yang masih muda, beragama Kristen (Protestant)bercinta-cintaan dan sudah semufakat hendak kawin dengan seorang dokter wanita , satu pekerjaan. ayah dokter perempuan itu sangat berhiba hati kalau  anak perempuannya sampai memeluk agama kristen. Dia mengharap supaya dokter Kristen itulah yang masuk islam. Dengan gagah perkasanya dokter kristen itu menyatakan bahwa dia bersedia masuk islam asal dia dihadapkan dengan seorang Ulama Islam.Kalau Ulama itu dapat mengalahkannya , dia akan segera masuk islam.

Orang tua gadis itu menghubungi saya, kalau2 saya sudi meladeni kedatangan dokter kristen itu yang akan datang bersama anak gadisnya. Permintaan itu saya terima dan pada waktu yang telah dijanjikan kedua dokter muda itu pun datang.

    Apa yang telah kejadian..? Apakah benar2 kedatangannya bertukar fikiran untuk mencari kebenaran?

    Lain! Mula saja dia datang, dia telah menyerang dengan celaan yang bertubi-tubi, nampaknya untuk membuktikan pada kekasihnya yang gadis islam itu bahwa dia seorang yang ahli, terutama tentang kelemahan islam.Serangannya yang terutama ialah terhadap sembahyang orang islam. Pertama, pakai berwudhu'. Kedua mengapa ditentukan waktunya. Padahal keduanya itu tidak perlu, sebab disegala waktu kita bisa sembahyang memuja Tuhan, dalam berbagai sikap yang kita kehendaki. Oleh sebab demikian caranya sembahyang orang islam, maka sembahyang islam itu kaku. Padahal kalau hati telah bersih, guna apa membersihkan bahagian badan. Sebab walaupun anggota badan dibersihkan diluar, namun dalam diri kita sendiri masih kotor. dan perut kita sendiri adalah kantong kotoran.

    Nyatalah bahwa dokter muda itu telah berlatih jadi Zending. Caranya menyerang rupanya telah diatur, Nyaris saja terjebak kepada pertengkaran yang tidak ada ujung. Sebab dengan cara positif dia mencela keras sembahyang cara islam yang memakai wudhu' dan memakai Ruku', Sujud dan bilangan raka'at itu. Dan anehnya pula, gadis Islam tadipun selalu menyokong segala serangannya itu. Tandanyapun dipun telah diserang cara yang demikian.Akhirnya saya hanya  bersedia kalau kita bertukar fikiran secara tenang, apatah lagi saya masih dalam keadaan sakit.

    Lalu saya minta agar diberinya kesempatan berbicara dengan tenang, dan saya harap pula diapun berbicara dengan tenang.

    Lalu saya berkata : "Saudara dokter telah membawa urusan upacara Ibadat kepada alam Filsafat. Sebab dokter apriori memang tidak memeluk Islam, tentu dokter memandang sembahyang Islam itu dari segi negatifnya.Padahal orang beragama yang jujur memegang teguh sembahyang menurut ajaran agamanya, dan menghormati pula pegangan Agama orang lain. Karena kefanatikan Agama, dokter lupa dasar ilmu dokter, yaitu Ilmu Kesehatan. Orang Islam terlebih dahulu berwudhu' yaitu membersihkan anggota dengan air yang bersih sebelum sembahyang. Dipandang dari segi ilmu Kesehatan, jantung dokter sendiri akan mengakui bahwa sembahyang cara islam itu baik. Orang yang sekurangnya 5 kali sehari semalam membersihkan anggota badan yang terbuka ( muka, tangan, dan kaki) dengan air bersih, tidak ada seorang dokter pun yang akan mengatakan bahwa itu perbuatan tidak baik!"

    Lalu dia menyambut :" Kami orang Kristen yang penting adalah hati bersih terhadap Tuhan!" 

    Saya jawab :" Tetapi rasa halus dokter sebagai seorang ahli kesehatan pasti mengakui bahwasanya kebersihan besar pengaruhnya kepada kebersihan hati. Dokter sendiri akan mengakui betapa segar rasa badan setelah mencuci muka. Kalau terlepas dari suasana agama, niscaya dokter akan menasehatkan demikian kepada pasien2 dokter!"

    Lalu dia pindah ke soal lain. Dia berkata : "Kalau memag demikian pengaruh wudhu' bagi kesehatan, kenapa orang islam itu kelihatannya banyak yang kotor?"

    Saya jawab : "Yang kotor adalah orang islam yang tidak memahami hikmat wudhu' itu. Kalau hendak membandingkan ajaran Islam kepada praktek hidup setengah orang islam, kita nanti akan meraba2 kedalam lapangan lain. Kita mesti mencari statistik, manakah prosentasenya yang lebih banyak orang Islam kotor ataukah orang Kristen kotor di tanah air kita ini. Tetapi yang jelas di luar negeri ialah bahwa orang Kristen Eropa yang banyak yang tidak kenal mandi sampai berminggu-minggu. Bajunya yang diluar saja yang bersih, badannya kotor, sebab memang tidak ada pertauran dalam agama mereka yang memerintahkan mereka harus mencuci anggota tubuh lima kali sehari. "

     Apabila dia terdesak dalam hal wudhu' itu, dokter itu pun pindah lagi ke jurusan lain. Dia berkata : " Guna apa ditentukan mesti sembahyang lima kali sehari? Setiap waktu orang boleh sembahyang. Dia duduk taffakur mengingat Tuhannya, menurut keadaannya pada waktu itu."

    Saya jawab : "Duduk taffakur mengingat Tuhan itu ada perintah tersendiri dalam islam. Menurut istilah ajaran islam, hal itu bukan bernama shalat, melainkan do'a, atau munajat atau dzikir. Islam menganjurkan penganutnya dzikir, ingat dan menyebut nama Tuhan, sedang berdiri, sedang duduk, dan sedang berbaringpun."
  
     Dia mendesak :" Kalau demikian guna apa sembahyang pakai wudhu' dan pakai waktu tertentu lagi?"

     Saya jawab : "Dokter seorang terpelajar, tentu berfikir yang logis! Agama dokter menganjurkan sembahyang atau ingat kepada Tuhan dimana saja dan dalam cara apa saja. Islam pun mempunyai ajaran yang demikian. Tetapi islam mempunyai tambahan satu lagi, yaitu sembahyang di waktu tertentu dengan memakai wudhu'. Kalau dokter berfikir secara teratur , pastilah dokter akan mengakui bahwa islam mempunyai ajaran yang lebih lengkap dari pada ajaran agama yang dokter peluk. Dan itu memang demikian. Sebab kedatangan Islam ialah melengkapkan apa yang belum cukup, diajarkanlah oleh Nabi-nabi yang dahulu.

    Dia menyambut : "Tetapi kami juga mempunyai sembahyang pada waktu tertentu, sebagai menyatakan syukur kepada Tuhan."

    Saya jawab :" Saya mengetahui itu. Sebagai seorang dokter , artinya seorang terpelajar, dokter seharusnya mengakui bahwa sembahyang cara islam itu lebih sempurna dan lengkap. Sebab beberapa saat sebelum kita memulai sembahyang, segala perhatian kita telah ditujukan kepadaNya ; sejak dari masuknya waktu sampai melakukan wudhu' , sampai masa kita berdiri menghadap Qiblat."

    Dia bertanya lagi : "Mengapa musti pakai  waktu? Mengapa tidk diserahkan saja kepada keinsyafan orang itu?"

    Sebelum menjawab pertanyaan itu, saya bertanya terlebih dahulu : "Demi pengetahuan kedokteran saudara , saya bertanya : "Menurut Ilmu Kesehatan segala sembahyang, baik sembahyang cara Islam atau cara Kristen , baik atau tidak baik ?"

    Dengan tegas dia menjawab : " Baik! Segala sembahyang baik!"

    Saya tanya lagi : "Menurut Ilmu Kesehatan, mana yang lebih baik berwudhu' dahulu sebelum sembahyang , atau tidak berwudhu' ?" Dia hanya terdiam! Maka saya meneruskan dengan tenang. "Kebanyakan manusia, meskipun mengakui bahwa suatu perbuatan baik atau bermanfaat , tidaklah dia segera mengerjakan yang baik itu kalau hanya diserahkan kepada dirinya sendiri saja. Seumpama penghuni sebuah rumah, tidaklah rumah itu akan terjaga kebersihannya kalau tuan rumah tidak streng dan disiplin memerintahkan menyapu rumah setiap hari. Lantai harus di pel terus pagi petang, walaupun debu tidak ada,barang2 alat rumah tangga mesti di bersihkan dengan bulu ayam, walau pun tidak ada kotoran. Rumah begitulah akan selalu bersih, dan dengan demikianlah baru akan tercapai kebaikan dan manfaat yang diakui sendiri faedahnya oleh yang empunya rumah itu. 

Barang siapa yang selaalu berlatih mencegah suatu bahaya sebelum kejadian atau sebelum membanjir , akan tidak merasa canggung apabila bahaya itu benar datang. Bagi orang Islam bila waktu panggilan telah datang, maksudnya adalah guna menentramkan hati dan jiwa sejenak setelah lelah menghadapi tugas kehidupan. Sembahyang bukan sahaja pengakuan dosa kepada tuhan, tetapi lebih tinggi dari itu, yaitu meningkatkan pribadi sehingga dapat mendekati sifat Tuhan . Itulah sebabnya maka dimulai dengan wudhu'. Kebersihan hati dilambangkan oleh kebersihan anggota tubuh."

    Diulangnya lagi : "Bagi kami kebersihan hati yang utam."
    Saya jawab : "Bagi kami ,Bersih hati dan bersih badan!"
    Dia mulai mengejek : "Mengapa isi perut juga tidak dibersihkan lebih dahulu?"
    Saya jawab dan jawaban itu membuat dia terdiam : " Sedangkan disuruh membersihkan hati dan membersihkan anggota badan, saudara sudah keberatan , bagaimana kalau disuruh lagi membersihkan isi perut? Dan pertanyaan demikian sudah keluar dari garis bertukar fikiran yang sehat, dari seorang ahli kesehatan."
    "Mengapa mesti bahasa Arab?" Tanyanya tiba-tiba. "Tidakkah Tuhan Allah itu mengerti segala Bahasa?"
    Saya jawab : "Kesatuan bahasa yang kami pakai dalam sembahyang, dan kesatuan cara melakukan sembahyang itu sendiri, dan kesatuan qiblat tempat kami menghadap, menyebabkan kami Ummat Islam seluruh dunia adalah SATU dalam agama. Saya sebgai orang Indonesia, tidak akan ragu-ragu  masuk kedalam sebuah mesjid di Tiongkok atau Yugoslavia atau di London. Didalam kalangan agama kami tidak ada sekte, sehingga satu sekte menuduh sekte yang lain keluar dari lingkungan agama, karena berlainan cara sembahyang dan bahasa sembahyang. Pertentangan Mazhab dikalangan kami tidaklah sama dengan pertentangan Protestan dengan Katholik , atau pertentangan Sekte dengan Sekte yang lain yang sama2 Protestan.Sebab sembahyang kami sama dan satu di seluruh dunia!"

    Dia tambah Terdiam.
    "Sungguh pun demikian, saya tetap tidak setuju sembahyang cara ajaran Islam itu!" Katanya kemudian.
    Dengan senyum saya jawab : "Kalau saudara setuju, niscaya saudara sudah islam. Dari permulaan kata bukan saya yang menyodorkan supaya dokter pindah kepada cara yang saya pakai. Melainkan dokter menyerang Ibadat kami. Setelah saya jawab, bukanlah maksud saya memaksa saudara masuk agama saya, melainkan memberi pengertian duduk soalnya. Hidayat dan petunjuk adalah di Tanbgan Tuhan, bukan di tangan saya." 

   Ada beberapa soal lain lagi yang dibicarakan antara dokter Kristen itu dan kekasihnya seorang gadis  Islam , dia meminta maaf, karena saya yang dalam tahanan dan di dalam kamar sakit telah diganggunya dengan pertanyaan2 yang begitu hebat dan bertubi2. Dan saya lihat wajah dokter wanita temannya itu, dari satu keluarga Islam yang baik, jelas banyak perobahan sikapnya. Mulanya dia turut aktif aggresif menyerang saya, tetapi kemudian kelihatan ragu-ragu dan mulai menyerang beberapa pertahanan dari dokter temannya itu. 

  Akhirnya dia bertanya : " Bolehkan sewaktu-waktu kami datang lagi?" Tanya dokter wanita yang Islam itu.Dokter Kristen tertunduk dan terdiam sahaja.

  "Doakanlah saya cepat sembuh dan lekas bebas dari tahanan karena fitnahan ini. Saya selalu menerima kedatangan dokter keduanya, dengan dada lapang dan tidak fanatik.Silahkan datang kapan-kapan saja."

Sebulan saja setelah ziarah itu, akhirnya Buya hamka dibebaskan (pada Tanggal 21 Januari 1966) dan bebas pula dari penyakit yang dideritanya. Allah Maha Kaya.

Cerita menarik lainnya, ketika Bung Karno meninggal dunia, orang yang menyalatka jenazahnya adalah orang yang pernah dipenjaranya. Kita bisa menarik pelajaran luar biasa , bagaimana perselisihan hebat bisa terselesaikan dengan indah melalui keikhlasan hati yang agung, Samudera yang maha luas itu meliputi hati kita. Hati yang besar dan mulia buah dari ketekunan menjaga lurusnya fikiran, perasaan, perkataan dan perbuatan yang jauh dari perselingkuhan hati yang menjadi akar penyebab kecurangan dan korupsi..... 

Denpasar, 14 Desember 2012. 


2 komentar:

  1. Kalo ke Surabaia ya aku selalu mampir ke TB. Karya Anda di Jl. Praban No.55 Telp. 031. 5344215-5322580, Simpang Pasar Blauran dkt Po]s Polisi sama pemilik dan karyawan aku kenal baik bila kesana aku sll mdpt potongan harga. Pertama kali kesana, 080708

    BalasHapus
  2. maseh soal beli buku di toko buku karya anda jalan praban nomor 55, surabaia - indonesia, biyasanya ya aqu dpt potongan 20 sampe 50% lhoh, hehehehehe padahal aku wkt th 2008 itu baru kenal, pas anter anaqu nomor dua test masuk perguruan tinggi swasta di kota surabaia, igt banget tanggal 8 bulan 8 ups, sorry bln 7 thn 2008, hehehehe

    BalasHapus