Senin, 21 Mei 2018

ustad Aziz berpulang keharibaan Allah, Selasa 22 Mei 2017














10 PEBRUARI 2018, SABTU : MULAI MENULIS BERDASARKAN INGATAN -SEMOGA ALLAH MEMBIMBINGKU AMINNN YAROBB....

Perkenlanku dengan Keluarga Ustadz Aziz dimulai ketika pindah pengajian Bu Dhini , temanku Mimin yang ajak tahunnya lupa, nanti aku ingat lagi deh aku janji
- Sambil nyuci mpg hari Sabtu en Minggu
- Sambil buka akun smule, dengerin lagu2 di perpustakaan Pikmi Plaju -Palembang 30 tahu nan lalu
- Meninggalnya Ustadz Aziz meninggalkan banyak sekali kenang-kenangan, khususnya "TRIOKU" by P.ustadz, aqu, mimin dan bu Rara

- RSAD, RS. SANGLAH, KP. JAWA, RUMAH ABAH-YAI, MESJID KAMPUNG JAWA, 
- dr. Tya, dr. Noplinda Suardi MT, abang Waskita- Prov. Lampung- Pringsewu, p.Hj. /b. Hj Donny -Bintang, dan banyak lagi, hari itu benar-benar hari yang amat mendebarkan, herannya aku ikut ambil bagian didalamnya istilah tepatnya TERLIBAT, keterlibatanku ada kaitannya dengan orang-orang terdekatku seperti dr Linda, adik sepupu yang datang tanpa diundang (maksudnya kebetulan datang ke Pulau Dewata- bersama suami keduanya Abang Waskita yang domisili di Provinsi  Lampung dengan tidak sengaja juga aku undang datang ke RS Sanglah karena panik melihat kondisi Ustadz Aziz yang kian memburuk hari itu), seingatku hari Rabu dengan masih berseragam PNS aku hilir mudik tidak karuan di sepanjang RS Sanglah, sebenernya hari itu aku salah pake baju seharusnya pake seragam putih-hitam trade marknya Pak Presiden Jokowi, yang kebetulan aku diutus mewakili acara rapat daritempatku bekerja, biasa urusan wakil mewakili memang salah satu job descriptionku yang suka pamer unjuk kebolehan, padahal gayaku doang sok biar keliyatan hebat padahal memang hebat, hehehehe.

- Hari itu banyak sekali kejadian serba kebetulan, sewaktu pulang kerja jam 15.30 wita dari Kantor Gubernur -Niti Mandala Renon-mobilku meluncur kearah klinik tempat anaku, dr Tya bekerja-Klinik Surya Husada-maksud hati untuk bertukar kendaraan, mpbil yang kupakai maksud hati tukar dengan sepeda motor yang dapakai Tya, tp entah mengapa aku malah memarkir mobil di areal RS Sanglah dimana Pak Ustadz dirawat, Alhasil aku melongok kekamar Pak Ustadz Aziz dulu kan. Oh iya hari itu ada titipan Uang dari Hajjah Bu Adinda untuk menyumbang perbaikan musholah Gang Menuri, namanya amanah langsung saja aku sampaikan ke pak Ustadz Aziz yang Alahamdulillah langsung dipegangnya dan didoakannya sumbangan tsb. Ada pemandangan yang amat mengharukan, dimana bu Aziz tidur disebelah Pak Ustadz-1 bed, dengan super nyenyaknya, sementara pak Aziz hanya duduk dengan nafas tersengal-sengal. Jadi aku orang pertama datang dikamar tersebut sampai akhirnya teman-teman satu satu berdatangan karena kukabarkan kondisi beliau yang makin memburuk, termasuk adik sepupuku dr. Limda dan suaminya dari hotel di Sanur (paginya sudah bertemu di tempat rapat di hotel yang sama dengan suami dari adik sepupu- yang tadi sudah ku singgung terjadi secara kebetulan). Dengan dr. Linda perantara melalui perawat dan dokter menjadi nyambung- untung adiku sigap, namun kesigapan adik sepupu ini sebagai perantara antara tim kesehatan dengan pasien tidak terlalu bermanfaat juga-selain membantu memperlancar urusan konseling-tanya jawab-soal penyakit-usir mengusir para jemaah ustadz aziz yang memenuhi ruangan dengan keahliannya menyapa, memberi tahu pada mereka tentang penuhnya ruangan yg sempit berguna kepada keluarga terdekat saja apalagi ini sudah tahap diakhir.

 Sekedar Tambahan :
Almarhum Ustadz Aziz sangat senang dan bangga kalau  yang periksa dr. AA Made Berastia Anissa Fitri Tjerita, kalau anggota keluarganya sakit juga ingin sekali diperiksa oleh ananda dokter TYa ini,  entah mengapa (ini tambahan sedikit nggak nyambung), tp taapalah , sewaktu ananda Afif Baldi sakit gejala Typus, beberapa kali beliau menghubungi ananda Tya namun lama sekali belum direspon ananda Tya, ananda ingin kalau Afif datang langsung kerumah -tidak perlu via telepon (itu juga kalau annda Tya tidak sedang dinas di Klinik Surya Husada), masa lalu.....

Sampai saat ini kenang2an dari beliau, sebuah tabung oxygen teronggok disudut ruang klinik dr. Tya  yang terletak di Jalan Gunung Sangian No. 19 Kelurahan Padangsambian Denpasar Barat.
Dibantu anak istrinya ia (Ust. Aziz, Alm) mengumpulkan jemaah Wadah Silaturahmi yang sampai saat ini masih aktif , sepeninggal beliau ada juga TPQ Menuri yang langsung diasuh isteri beliau, Nyonya Endah Wahyuningsih yang berprofesi sebagai ASN (guru) dan anak2nya, Damaika Rizki, Zakiy Marenda, Afif Baldy dan Putri Halimatus Sa'diyah (maaf bila ada kesalahan tulisan nama2 putra putri beliau).








Tidak ada komentar:

Posting Komentar